Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Awas, Jangan Lapor Bos

15 Oktober 2019   21:53 Diperbarui: 15 Oktober 2019   21:55 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Awas,  jangan lapor bos lo ya," ancam salah satu karyawan sebuah perusahaan ketika diketahui sedang bersantai ria sambil menikmati makanan ringan di ruang kerjanya, ketika si bos sedang keluar kota.

Setiap pegawai atau karyawan pasti ingin selalu terlihat baik dan menawan dipandangan pimpinan. Meski disadarinya bahwa apa yang dilakukannya itu melanggar tata aturan kantor atau perusahaan. Bila ada kesalahan sebisa mungkin ditutupinya dengan memberikan pelayanan yang maksimal seperti yang diharapkan bos. Semua itu dilakukan untuk kelangsungannya sebagai karyawan di perusahaan tempatnya bekerja.

Makanya sampai ada karyawan yang tega membunuh temanya karena takut kesalahannya dilaporkan kepada pimpinan. Seperti dikutip di detiknews, Senin, 26 Agustus 2019, seorang karyawan Mall tega tusuk leher temannya karena akan melaporkan ke pimpinannya.

Ketakutan akan dilaporkan kepada pimpinan itu karena dia bekerja hanya untuk  "Asal bapak senang" bukan karena sebuah tanggung jawab profesi. Seseorang yang bekerja karena sadar dengan profesinya, akan merasa bahwa pekerjaan itu merupakan bagian dari hidupnya yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab. Sebaliknya, bila bekerja karena pimpinan, maka ia akan bekerja dengan baik apabila dilihat bos.

Karyawan yang bekerja karena memang melakukan tanggung jawabnya, tidak akan pernah takut bila dilaporkan kepada atasanya. Karena selalu bekerja sesuai tugasnya. Bila suatu saat memang melakukan kesalahan ia akan bertanggung jawab karena sadar dengan risiko yang harus ditanggung.

Para pekerja profesional, tidak pernah menghitung hasil, upah, atau pujian dari setiap tugas-tugasnya. Karena ia selalu yakin bahwa setia pekerjaan yang dikerjakanya pasti akan berbuah kebaikan dan kemanfaatan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.  Pegawai seperti, bila di tempat kerja  senantiasa memanfaatkan waktunya dengan baik.

Berbeda dengan pegawai yang bekerja karena takut dengan pimpinan, bila ada bos seolah-olah sangat rajin, namun bila tidak ada, bertindak dan bekerja sesuka hatinya saja. Dalam bekerja selalu memghitung "Setelah ini saya dapat apa dan berapa jumlahnya ya?". Yang ada dalam pikiranya hanya hasil, bukan apa yang harus dikerjaan sesuai dengan tanggungjawabnya. Bila ada orang lain yang memergokinya ketika melakukan sebuah ketidakdisiplinan, selalu berpikir negatif bahwa orang itu akan melaporkanya ke atasan.

Dalam pikirannya selalu negatif dan mengharap pamrih. Orang-orang yang bekerja karena selaku mengharap pujian dan imbalan, maka karirnya hanya akan berjalan di tempat. Karena dalam hidupnya pasti alergi dengan perubahan.

Meskipun pimpinan itu penentu kebijakan, namun ada Tuhan yang lebih Maha Bijak, yang Maha Melihat kita di mana saja. Seharusnya hanya takut kepada Tuhan, bukan kepada pimpinan, karena hanya  Tuhan lah yang mengatur dan memberi rizki kepada umat-Nya.

Nah, masih takut kepada bos? Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat pamrih. Amin.


Blitar, 14 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun