Mohon tunggu...
Eni Farida
Eni Farida Mohon Tunggu... Guru - Pencinta Kata

Kata adalah rasa, kata adalah nuansa, tapi tak ada kata putus asa, selalu belajar dan mencoba, semua pasti bisa.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Anak Rantau Bergaji Dollar Melenggang ke Jakarta

16 Oktober 2019   09:19 Diperbarui: 16 Oktober 2019   09:41 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: flayer kemenristekdikti

Baihaki demikian ia biasa dipanggil. Seorang pemuda yang memiliki cita-cita untuk merubah nasibnya, nasib keluarga nya dan nasib kampung halamannya. Ia berasal dari sebuah desa terpencil di ujung pulau Madura.

Tidak ada akses listrik dan mengalami keterbatasan akses pendidikan, tak ada transportasi yang layak untuknya bisa sampai ke kota, desanya layak dikategorikan desa tertinggal.

Hal ini tidak menyurutkan langkah Baihaki untuk meraih cita-cita.  Ia bahkan tak pernah menyerah pada keadaannya.

Baihaki berangkat ke Kota Malang, dengan satu tekad, ia harus melanjutkan kuliah. Apapun ia lakukan. Walau kedua orang tuanya melarang dengan alasan biaya, tapi ia tetap tak bergeming. Ia upayakan berbagai cara agar keinginannya untuk melanjutkan studi bisa terlaksana.

Sampai suatu saat, ia membaca program masuk PT melalui jalur bidikmisi. Hatinya bersorak gembira, seraya berdoa. "Ya Allah...semoga ini adalah jalanku untuk mewujudkan mimpiku".

Semua prosedur ia lewati, sampai akhirnya ia benar-benar diterima sebagai mahasiswa di STMIK PPKIA Pradnya Paramita  (STIMATA), yang beralamat di Jalan LA Sucipto 249 A Malang. Mimpi Baihaki didengar olehNYA. Disinilah awal perjalanannya yang kemudian mengantarkannya sukses dan bisa bertahan sampai hari ini.

Ahmad Baihaki (pemeran utama Anak Rantau bergaji Dollar) dok_stimata
Ahmad Baihaki (pemeran utama Anak Rantau bergaji Dollar) dok_stimata
Mahasiswa semester empat Jurusan Teknologi Informasi STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang ini berjuang agar dapat mencukupi kehidupannya dan tidak membebani orang tuanya. Ia sangat tahu kondisi keluarganya, ayahnya yang hanya seorang nelayan dan ibunya hanya penjual krupuk dengan penghasilan tak menentu, tidak memungkinkan bisa membiayai kuliah sekaligus biaya hidupnya selama di Malang.

Dari situlah ia mulai berwirausaha pada bidang jasa sebagai designer grafis dan aktif dalam organisasi maupun perkuliahan. Motivasi terbesarnya yaitu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan ingin membagikan ilmunya kepada pemuda-pemuda di Pulau Guwa-Guwa, Jawa Timur.

Sekelumit kisah di atas, menginspirasi Agus  Zaenal salah satu teman kuliahnya, untuk menulis kisah hidupnya menjadi sebuah karya. Atas saran dan arahan dari dosen pembina kemahasiswaan Eka Yuniar, S.Kom., M.MSI, karya tersebut diikutkan dalam ajang bergengsi kompetisi film Bidik Misi Award, yang mengangkat kisah perjuangan mahasiswa Bidikmisi di seluruh Indonesia, yang diadakan oleh Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) dan Eagle institut Indonesia.

Agus Zaenal sang Penulis Skenario (mahasiswa STIMATA) dok.stimata
Agus Zaenal sang Penulis Skenario (mahasiswa STIMATA) dok.stimata
Anak Rantau Bergaji Dollar (ARBD) demikian judul proposal film yang dibuat Zaenal, akhirnya lolos menjadi 10 finalis terbaik, diantara 120 proposal film yang diterima. Proses seleksi cukup ketat, bahkan melibatkan sineas-sineas ternama dalam penjuriannya, seperti Riri Riza (sutradara), Gerzon Ayawaila (sutradara), dan Meuthia Ganie Rochman (sosiolog Universitas Indonesia).

Dari ki-ka : Zaenal (penulis skenario ARBD), Riri Riza (Juri/sutradara), Ridwan (sutradara ARBD)
Dari ki-ka : Zaenal (penulis skenario ARBD), Riri Riza (Juri/sutradara), Ridwan (sutradara ARBD)
Bersama Ridwan (teman seangkatannya, yang kemudian bertindak sebagai sutradara penggarapan film tersebut), akhirnya film dokumenter ARBD berhasil melenggang ke Jakarta. Kembali film yang berdurasi 10 menit, itu harus bersaing ketat dengan 9 film lainnya, Mimpi di atas Kursi Roda (sutradara Morsed), Jasiner (Sutradara Abdul Malik), Kibar Layar sang Anak Laut (sutradara M. Andi Fikri), Keupula Change (sutradara Nova Misdayanti), Langkah Rubah di Selatan (Sutradara Ani Ema Susanti), Obor penyelamat Moro-moro (sutradara Andry Kurniawan), Sarjana Pelunas janji kemerdekaan (sutradara Wisnu Dwi P), Asa di Tambang Pasir (sutradara Firnando Alib).

Bersama crew dan dosen pembimbing ARBD (dok_stimata)
Bersama crew dan dosen pembimbing ARBD (dok_stimata)
Kini 10 cerita itu dikemas menjadi 70 menit dalam satu kesatuan antologi film dokumenter. Walau akhirnya film Anak Rantau Bergaji Dollar, memang belum mampu meraih tiga terbaik. Namun paling tidak ini adalah sebuah prestasi besar bagi STIMATA, karena ini merupakan pengalaman pertama dan satu satunya kampus di Malang yang bisa lolos sampai 10 besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun