Mohon tunggu...
Eni Rakhmawati
Eni Rakhmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru Bahasa Inggris SMP di kabupaten Cilacap

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Penggerak

6 Maret 2023   14:28 Diperbarui: 6 Maret 2023   14:34 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa hari lalu sekolah kami mengadakan Penggalangan Donasi Gempa Cianjur sebagai wujud penguatan Profil Pelajar Pancasila dimensi Gotong Royong. Kebetulan sekolah kami dekat dengan pasar tradisional, jadi kami menggalang donasi bermula dari warga sekolah sebagai bentuk kepedulian terhadap sesame dan dilanjut dengan menuju pasar dan sekitarnya.

Hal yang dirasakan pada awalnya susah untuk mengkondisikan siswa, karena siswa dibentuk untuk menggalang donasi secara berkelompok. Masing – masing anggota kelompok memiliki tugas masing – masing dari mulai mendokumentasikan, menawarkan sampai dengan menerima donasi dengan menggunakan kardus yang sudah diberi label. Dari mulai pembagian kelompok sampai dengan pembagian tugas anggota masing – masing kelompok anak – anak masih saling melempar tanggung jawab, ada juga yang tidak mau bergabung di kelompok tersebut karena merasa tidak satu frekuensi. 

Setelah dijelaskan bagaimana kinerja dalam tim, saling menghargai dan bekerjasama mereka mau berada di kelompok masing - masing. Kendala masih ada karena belum bisa membagi tugas. Karena waktu sudah semakin siang kami tetap berangkat meski pembagian tugas belum semua kelompok terselesaikan, setelah diberi pengarahan untuk pembagian wilayah bagi tiap kelompok, anak – anak pun berangkat. 

Untuk memulai anak – anak merasa bingung karena ini adalah pengalaman pertama mereka, dengan memberi contoh dan anak – anak melihat lama –lama muncul keberanian dan kelompok yang tadinya masih belum mau dengan tugas masing – masing akhirnya dengan kesadaran sendiri mau melaksanakan tugas masing – masing tanpa paksaan bahkan merasa senang. Yang tadinya merasa malu merasa minta – minta dengan menyodorkan kardus justru berbalik menjadi bangga ikut andil dalam kegiatan social ini. Anak – anak pun berkomentar kegiatan seperti ini menyenangkan.

Pembelajaran yang didapat dari kegiatan ini adalah sebenarnya anak – anak memiliki potensi besar dalam dirinya. Sebagai pendidik saya masih harus belajar lagi dalam menumbuhkan rasa percaya diri siswa, menggali dan mengembangkan potensi mereka. 

Awalnya saya merasa pesimis dengan anak – anak yang notabene memiliki ego dan gengsi yang besar. Namun apa yang saya lihat di lapangan dan akhir kegiatan sungguh membuat saya terharu. Mereka memiliki kepedulian yang besar terhadap sesame. Dari sini saya belajar bahwa dengan sering melakukan aksi nyata dan berinteraksi dengan lingkungan, mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga mereka merasa bertanggung jawab.

Strategi yang dilakukan adalah Berkolaborasi dengan Kepala Sekolah dan rekan sejawat dalam mengadakan kegiatan sekolah.

Mencari referensi aksi nyata yang mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa.

Mengembangkan diri agar dapat membekali siswa keterampilan sebagai bekal di era globalisasi.

Memotivasi manfaat rasa percaya diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun