Guna menyongsong pembelajaran Cybergogy, Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip, telah menerapkan konsep OB TVET (Prinsip, Infrastruktur dan Suprastruktur). Pembelajaran dengan aktif mentautkan kreativitas melalui web 4.0, berkomunikasi, berkolaborasi dalam Cyber, self regulated, ownership, generative, inspirator, dan manusia bermakna untuk menyiapkan lulusan Perform sesuai kebutuhan industri milenial.
Mohamad Endy Yulianto selaku pengampu mata kuliah pilihan berjenjang Oleokimia  1 -- 3, menyampaikan bahwa mata kuliah pilihan ini diampu bersama Dr.Eng Vita Paramita, S.T., M.M., M.Eng. Materi yang disampaikan meliputi case study secara langsung di industry, miniplant dan mahasiswa secara langsung mereplikasi problem solver dengan berbasis pada simulator seperti Aspen Plus, Aspen HYSYS, Matlab dan simulator lainnya.
Tiurma Fransiska Simanullang mahasiswi Prodi TRKI angkatan 2022, menyampaikan bahwa bersama temennya Alam Surya Negara,  Nur Ilma Awliya  dan Afifah Rahmawati diminta Pak Endy untuk menyelesaikan studi kasus pembuatan Biodiesel dengan menggunakan Simulator ASPEN HYSYS. Kasus ini didasari atas permintaan global akan bahan bakar fosil telah menyebabkan peningkatan emisi polutan dan menipisnya sumber daya bahan bakar fosil.
Biodiesel menjadi alternatif bahan bakar fosil, diproduksi secara luas melalui proses transesterifikasi dan esterifikasi. Pembuatan Biodiesel diterapkan pada aspen hysys dengan 3 proses yang berbeda dan dengan penambahan katalis yang berbeda pula (basa, asam, dan CaO), terang Tiur sapaan akrabnya.
Surya menerangkan bahwa penyelesaian studi kasus untuk mata kuliah Oleokimia 2 ini diwajibkan dengan menggunakan simulator. Kebetulan tema kami terkait pembuatan biodiesel dengan proses menggunakan berbagai katalis yaitu basa, asam dan CaO. Oleh karenanya, melalui simulator Aspen Hysys ketiga proses tersebut bisa dibandingkan untuk mendapatkan kelebihan dan kelemahan masing-masing proses.
Ilma mengungkapkan bahwa dari ketiga proses tersebut didapatkan kemurnian molar tiap bahan. Kemurnian molar etil oleat yang merupakan produk biodiesel memiliki kemurnian molar tertinggi pada katalis CaO, sebesar 30%. Sedangkan pada katalis basa (NaOH) dan asam (H2SO4), kemurnian polar tertingginya berada pada produk etanol.
Hal tersebut menunjukkan bahwa proses transesterifikasi menggunakan katalis asam dan basa bergerak ke arah reaktan, serta tidak efektif. Proses transesterifikasi menggunakan katalis asam dan basa juga meninggalkan produk katalis sehingga harus dimurnikan kembali, pungkas Afifah.
Â
