Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Luka Lama sang Kapolres

14 Maret 2025   22:20 Diperbarui: 14 Maret 2025   22:20 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Kasus asusila yang menjerat Kapolres salah satu kabupaten jelas menuai kecaman. Apa yang dilakukan beliau memang tidak bisa dibenarkan. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa bisa saja beliau juga korban di masa lalu?

Sebagai hipnoterapis, saya haqqul yakin bahwa perilaku seseorang terbentuk dari pengalaman hidupnya, termasuk pengalaman traumatis yang mungkin terkubur di pikiran bawah sadar. Jika diberikan kesempatan untuk menelusuri lebih dalam, saya percaya ada sesuatu di masa lalunya yang membentuk pola perilaku seperti ini.

Saya teringat pada salah satu klien yang pernah saya terapi. Beliau seorang aparat, berkeluarga, memiliki istri dan anak, tetapi juga memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis. Setelah melalui sesi terapi, terungkap bahwa di masa pendidikannya, ia pernah mengalami pelecehan dari oknum seniornya. Luka yang tertanam di bawah sadar itu tanpa disadari membentuk preferensinya, meskipun di sisi lain ia ingin hidup sebagaimana fitrahnya.

Trauma masa lalu ini sering kali membentuk pola yang berulang. Orang yang pernah menjadi korban bisa saja, tanpa disadari, mengulangi siklus itu dalam kehidupannya. Itulah mengapa terapi menjadi penting. Bukan untuk membenarkan kesalahan, tetapi untuk mencari akar permasalahan dan membantu seseorang kembali kepada kehidupan yang lebih baik.

Mungkin kita bisa bertanya, apakah kasus yang terjadi pada Kapolres salah satu kabupaten juga berakar dari sesuatu di masa lalunya? Apakah ada luka lama yang belum sembuh, yang kemudian termanifestasi dalam bentuk tindakan yang kini dipermasalahkan?

Bukan berarti kita menghapus tanggung jawab atas perbuatannya. Namun, jika kita ingin benar-benar memberantas akar masalah, bukankah lebih baik menyelidiki penyebabnya? Karena di balik setiap perilaku, ada cerita yang belum selesai.

Bagaimana menurutmu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun