Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Terbakar, PLN Beri Kompensasi Pelanggan?

19 Agustus 2019   21:16 Diperbarui: 19 Agustus 2019   21:52 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban kebakaran di Tanjung Redeb, mendapatkan pemeriksaan medis. dok. PMI Berau.

Saat sedang asyik berseluncur di belantara maya, saya menemukan berita yang cukup menarik di Kompas.com. Berita itu berisi tentang PLN yang akan memberikan kompensasi atas kasus pemadaman listrik yang terjadi di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten (4/8/2019) belum lama ini. 

Link beritanya bisa dicek di sini. Berita itu berdasarkan info dari laman resmi perusahaan pelat merah penyedia setrum itu, Minggu (18/8/2019) tadi. Rujukan yang digunakan adalah Peraturan Menteri ESDM 27/2017.

Kenapa giliran daerah Pulau Jawa yang mati, PLN begitu sangat perhatian. Apalagi, dana yang disiapkan perusahaan listrik ini tidak sedikit. Tak kurang Rp 865 miliar digelontorkan untuk membayar kompensasi terhadap pelanggan akibat mati listrik itu.  

Sebagai warga pulau Borneo, saya seketika membatin. Apakah warga di Kalimantan juga tidak pantas menerima dana kompensasi itu? Apakah selama ini PLN lupa bahwa penerangan listrik di salah satu pulau terbesar di Indonesia ini sering kali gelap-mati?

Kalau pun kompensasi tidak diberikan dalam bentuk pengurangan tagihan atau penambahan token listrik bagi pelanggan prabayar, setidaknya PLN bisa memberikan kompensasi dalam bentuk lain. Apa itu? Meminta maaf dan segera meningkatkan penyebaran distribusi listrik dan keandalan layanan yang prima.

Fakta, di Kalimantan Timur misalnya, PLN memang tidak mampu secara mandiri menyediakan pasokan listrik. Di sistem Mahakam misalnya, meliputi Balikpapan, Tenggarong dan Samarinda, masih ada pembangkit listrik milik swasta yakni PT Cahaya Fajar Kaltim yang mendukung keandalan sistem di jalur ini. Tak ayal, begitu pembangkit ini batuk sebentar saja, maka pasokan listrik di tiga kota utama di Kaltim itu pasti akan terkendala.

Contoh lain di Kabupaten Berau, juga terletak di Kaltim. Salah satu penopang pembangkitnya adalah milik PT Indo Pusaka Berau, perusahaan patungan yang separoh sahamnya milik pemerintah daerah setempat. Jika pasokan listrik dari pembangkit tersebut juga sedang flu, maka penerangan listrik juga terganggu.

Kebakaran terjadi di Tanjung Redeb, Berau, setelah sebelumnya terjadi pemadaman bergilir. dok. PMI Berau.
Kebakaran terjadi di Tanjung Redeb, Berau, setelah sebelumnya terjadi pemadaman bergilir. dok. PMI Berau.

Seperti Senin (19/8/2019) malam tadi, terjadi pemadaman bergilir di wilayah Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Akibatnya masyarakat menggunakan penerangan ala kadarnya. Berikutnya, bencana kebakaran tak bisa dihindari. Rumah warga di Jalan Mangga II Gang Anunta menjadi korban kebakaran.

Pengumuman pemadaman bergilir dari PLN Berau. dok grup WA.
Pengumuman pemadaman bergilir dari PLN Berau. dok grup WA.

Memang tidak bisa serta merta menyalahkan PLN. Namun, jika kondisi listrik tetap prima, setidaknya penggunaan penerangan yang berpotensi terjadinya musibah kebakaran, bisa dihindari. Maka pertanyaan selanjutnya, apakah warga di Berau bakal mendapatkan kompensasi atas pemadaman bergilir ini?

Indonesia memang bukan hanya Kalimantan. Namun harus juga diingat, Indonesia juga bukan hanya Pulau Jawa yang selama ini senantiasa mendapatkan perilaku istimewa. Baru padam listrik sebentar saja sudah seperti kiamat. Sementara warga Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan yang selama ini merasakan listrik padam seperti minum obat, tidak mendapat kompensasi apa-apa.

Maka tidak berlebihan jika sebagai salah satu penduduk Kalimantan, hanya bisa berharap semoga ibu kota negara benar-benar pindah ke pulau ini. Setidaknya, biar sebagian warga Pulau Jawa bisa merasakan juga, bagaimana rasanya menjadi warga Pulau Kalimantan selama ini. 

Ingat, saya menyampaikan ini bukan untuk memecah belah persatuan. Justru ingin meningkatkan rasa kebersamaan, sehingga semua bisa melihat Indonesia ini secara utuh, bukan hanya Pulau Jawa saja.

Bagaimana menurut sahabat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun