Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Walau di Kandang, Usaha Tetap Nendang

19 Mei 2019   05:09 Diperbarui: 19 Mei 2019   05:30 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rafiq (kanan) dokpri

Ramadan permintaan telur ayam meningkat. Mau tidak mau, Rafiq, peternak ayam petelur di Kampung Semurut, Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau Kaltim ini ikut turun langsung melayani pesanan telur dari konsumennya.

"Biasanya, orang datang sendiri ke peternakan ambil telurnya. Tapi kalau sudah Ramadan begini, justru lebih banyak permintaan dari desa lain. Mau tidak mau ya harus dipenuhi," sebutnya sembari sibuk melayani pembelinya.

Lokasi kandang ayam milik pria ini jauh dari pusat kota. Waktu tempuhnya dari kota hampir 3 jam perjalanan menggunakan mobil. Itu pun sebaiknya menggunakan mobil dobel gardan. Sebab kondisi jalanan milik provinsi ini bisa membuat orang hamil mendadak keguguran.  

Namun yang dia senangi adalah, lokasi tempat usahanya itu masih kebagian sinyal telekomunikasi. Maka, urusan bisnis tak jadi persoalan. Apalagi momen Ramadan ini, volume bisnis meningkat. Pengusaha ini pun harus banyak berurusan dengan perbankan. Maka ketersediaan internet sudah seolah menjadi bagian dari Sembako.

Transfer pesan barang, terima pembayaran, semua dilakukan di telepon selulernya. Tak heran meski sesekali ikut membantu memanen telur dari 2.350 ekor ayam yang ada di kandangnya, sesekali matanya tetap menatap layar handpone untuk melakukan transaksi perbankan.

Sebagai pengusaha yang masuk genre GenerasiMilenial, Rafiq sadar betul bahwa urusan bisnis harus simpel. Bank Central Asia (BCA) banyak membantu urusan bisnis yang dia lakukan. "Customer lebih nyaman transaksi lewat BCA. Pesan bahan pakan pun pakai bank yang sama. Jadi ya sangat membantu," tuturnya.

Telur ayam yang baru dipanen itu, dijual seharga Rp 48 ribu per piring. Beda dengan di Pulau Jawa umumnya dijual dengan per kilogram, di Kalimantan dijual per piring telur. Harga itu sudah mengalami kenaikan dibandingkan sebelum Ramadan lalu.

Jika pemesan berasal dari luar desa, tentu akan ditambahkan ongkos kirim yang sesuai. Pria yang hobi fotografi ini pun berharap Ramadan ini benar-benar membawa berkah dan usahanya terus meningkat. (*)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun