Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mengambil Hikmah dari Novel Merindu Baginda Nabi

2 Juli 2021   07:25 Diperbarui: 2 Juli 2021   07:44 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalian kenal novelis, Habiburahman al-Shirazy atau yang lebih dikenal dengan nama "Kang Abik"?

Buku-bukunya sudah banyak tersebar dan memberikan spirit kepada para pembacanya. Di antaranya adalah AAC (ayat-ayat cinta) 1&2, KCB (ketika cinta bertasbih) 1&2, Cinta Suci Zahrana, Bumi Cinta, Kembara Rindu dan masih banyak lagi.  

Kali ini, kita akan membahas salah satu buku beliau, yaitu Merindu Baginda Nabi.

Bila ditanya tentang nabi, pastinya kita akan menyebutkan puluhan bahkan ratusan. Namun, nabi dalam novel ini adalah manusia terbaik dari manusia ciptaan-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Seorang rasul yang diutus untuk seluruh manusia di bumi ini. Maka, sudah semestinya kita ikutin segala apa yang Rasulullah ajarkan. Hal ini bisa kita pelajari dari kitab-kitab hadits yang beredar saat ini, seperti kitab shahih Bukhari, Muslim, kitab sunan an-Nasa'i, Abu Daud, musnad Imam Ahmad dan lain sebagainya.

Judul yang dicantumkan oleh kang Abik merupakan suatu ungkapan akan kecintaan kepada Rasulullah, di mana bagi setiap muslim ingin bertemu beliau kelak di surga-Nya. Kerinduan yang amat sangat dinantikan bagi setiap umat yang mana salawat selalu teriringi untuknya.

Tokoh utama dalam novel adalah seorang gadis muda bernama Rifa. Dirinya sudah lama ditinggal oleh orang tua kandungnya dan tak tahu di mana keduanya berada. Namun, ia beruntung, bahkan nasibnya terbilang baik, karena dirinya diasuh oleh keluarga yang baik dan hidup di lingkungan yang dekat dengan agama. 

Rifa tinggal di Pondok Pesantren Darus Sakinah, sebuah lembaga pendidikan yang berdiri di Provinsi Jawa Timur. Dirinya dididik dengan didikan kasih sayang oleh orang tua asuh yang begitu besar amat mencintainya. 

Walau terbilang "Anak Asuh", keluarga besar Pesantren Darus Sakinah tak membeda-bedakannya. Pondok itu sejatinya adalah tempat bernaung anak-anak yatim piatu. Di sana hidup anak-anak yang senasih seperti dengan Rifa. 

Keadaan bukan penghalang untuk meraih cita-cita. Begitu pula sepak terjang Rifa. Walau ia hidup di lingkungan pesantren, prestasi dan mimpi selalu bersamanya. Tak jarang anak-anak seusianya iri kepadanya. Dalam kisah pun, Rifa mendapatkan tantangan berupa fitnah dari teman sekelasnya. Bagaimana ia bisa melewatinya?

Di akhir cerita, akan ditutup dengan perjuangan Rifa untuk meneruskan perjuangan abahnya untuk memperjuangan pesantren. Abahnya telah pergi dahulu untuk bertemu kepada yang dirindukannya, yaitu Rasulullah SAW. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun