Mohon tunggu...
Ending Nurdea Saputri
Ending Nurdea Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi / 20107030022

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Anggar, Bermain Ketangkasan Pedang

9 Maret 2021   10:20 Diperbarui: 9 Maret 2021   10:46 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: linisehat.com

Olahraga anggar? Sanggar mungkin yang dimaksud? Tidak banyak orang yang tahu mengenai olahraga yang satu ini. Sehingga mereka banyak mengartikan kalau mungkin itu yang dimaksud adalah sanggar atau tempat untuk berlatih seni tari, seni lukis, dan yang lain sebagainya.

Lalu apa sih olahraga anggar itu?

Permainan pedang. Pasti sudah tidak asing lagi bukan di telinga. Sebuah beladiri yang menggunakan pedang dan perlengkapan baju besinya. Dan biasanya hal ini kerap di dengar pada saat pelatihan kemiliteran atau saat terjadinya perang. 

Nah, anggar semula dikenal sebagai beladiri pedang yang dipermainkan oleh dua orang dengan senjatanya yang tajam dan perlengkapan baju besinya yang sama-sama menunjukkan bakatnya dalam menguasai teknik ketangkasan dalam penggunaan pedang. Seiring berjalannya waktu beladiri anggar dikenal juga dengan olahraga anggar. Jadi anggar ini selain berguna sebagai bentuk beladiri juga menjadi sebuah aktivitas ke-olahragaan.

Anggar sendiri berasal dari kata Perancis "en Garde" yang berarti bersiap. Kata "en Garde" ini berguna untuk memberi isyarat kepada pemain untuk bersiap sebagai tanda dimulainya permainan anggar. Cabang olahraga anggar merupakan olahraga yang menguji tentang ketangkasan pedang. Ketangkasan pedang ini meliputi menyerang, menusuk, dan menangkis. Selain ketangkasan pedang, olahraga ini mengacu pada kelincahan tangan dalam menggunakan pedang dan kekuatan pada kaki dalam mengatur ketepatan pada gerakan maju dan mundur.

Berasal dari manakah olahraga anggar ini?

Dari sejarah yang diketahui anggar berasal dari bangsa Persia, Yunani, Romawi, dan Babilonia. Hal ini dibuktikan kalau di negara Mesir ditemukan relief pada candi Luxor yang menggambarkan dua orang yang sedang bermain pedang yang dilengkapi dengan baju besinya sebagai pelindung dari tajamnya pedang dan gambar seorang pencatat hasil pertandingan. Hal tersebut membuktikan kalau anggar ini sudah ada sejak zaman dulu. Dan menjadi sumber cikal bakal ditemukannya anggar ini.

Di Eropa olahraga anggar berkembang pesat dengan dibangunnya sekolah-sekolah anggar di negara tersebut. Juara-juara anggar seperti Frankfurt dan Marxbruder pun bermunculan setelah mengikuti sekolah anggar dan menjadi awal mula olahraga anggar diperkenalkan ke seluruh benua. Dalam sekolah anggar ini ada tiga jenis permainan anggar yang harus dipelajari, yaitu floret, sabel, dan degen.

Floret (foil) sendiri merupakan permainan anggar yang menggunakan pedang paling ringan. Diujung pedang ini terdapat alat pegas yang berguna untuk mendeteksi poin saat pedang menyentuh tubuh lawan. Sasaran dari floret ini yaitu dari pinggang sampai ke bahu.

Sabel (sabre) merupakan permainan anggar yang menggunakan pedang berbentuk segitiga dan memiliki body pedang yang lentur. Pedang sabel berbeda dari floret dan degen, pedang sabel dilindungi dengan balutan besi menutupi tangan pemain. Sasaran yang dituju ialah bagian depan maupun belakang hingga bagian atas tubuh, meliputi kepala dan lengan.

Degen (epee) merupakan permainan anggar yang menggunakan pedang yang lebih berat dan kaku dibanding floret dan sabel. Pedang degen layaknya pedang sungguhan yang mampu menimbulkan luka pada sekujur tubuh. Degen dilapisi pelindung berbentuk cawan yang melindungi tangan dan pergelangan tangan dari serangan lawan. Sasaran dari pedang degen yaitu bagian bawah hingga atas. Seperti dalam permainan pedang di medan perang, pedang degen lebih cocok digambarkan seperti pedang perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun