Mohon tunggu...
Endah Rosa
Endah Rosa Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar

Sedikit ilmu, sedikit refleksi, semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menerapkan Filosofi Flow dalam Pendidikan: Menciptakan Pembelajaran yang Bermakna

26 September 2025   05:30 Diperbarui: 25 September 2025   19:03 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda melihat siswa begitu asyik mengerjakan proyek sampai lupa waktu? Itulah yang disebut "Flow", sebuah konsep psikologis dari Mihaly Csikszentmihalyi yang berarti kondisi saat seseorang sepenuhnya fokus dan tenggelam dalam suatu aktivitas. Dalam konteks pendidikan, filosofi ini sangat relevan untuk menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan dan bermakna.

Untuk menerapkan filosofi Flow di ruang kelas, para pendidik bisa memulai dengan beberapa langkah strategis. Pertama, berikan tantangan yang seimbang dengan keterampilan siswa. Jika tugas terlalu mudah, siswa akan bosan. Jika terlalu sulit, mereka akan frustrasi. Keseimbangan ini adalah kunci untuk menjaga mereka tetap terlibat. Kedua, pastikan ada tujuan yang jelas dan umpan balik yang instan. Siswa perlu tahu apa yang mereka capai dan bagaimana kinerja mereka secara real-time.

Teori flow (Sumber: LookMedia)
Teori flow (Sumber: LookMedia)

Selain itu, mengurangi distraksi dan mendorong otonomi siswa juga penting. Ketika siswa merasa memiliki kendali atas proses belajar mereka sendiri, mereka cenderung lebih termotivasi. Caranya, tawarkan pilihan dalam tugas, libatkan mereka dalam perencanaan kurikulum, dorong refleksi/penilaian diri, dan minta untuk memimpin diskusi kelompok. Ini membuat siswa merasa memiliki dan menghargai proses belajarnya, mengubah mereka menjadi pembelajar yang aktif dan mandiri. Menerapkan prinsip Flow tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga motivasi intrinsik mereka, mengubah belajar dari kewajiban menjadi sebuah petualangan yang memuaskan.

Disclaimer: Tulisan ini dibuat dengan bantuan tools kecerdasan buatan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun