Pernahkah Anda melihat siswa begitu asyik mengerjakan proyek sampai lupa waktu? Itulah yang disebut "Flow", sebuah konsep psikologis dari Mihaly Csikszentmihalyi yang berarti kondisi saat seseorang sepenuhnya fokus dan tenggelam dalam suatu aktivitas. Dalam konteks pendidikan, filosofi ini sangat relevan untuk menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan dan bermakna.
Untuk menerapkan filosofi Flow di ruang kelas, para pendidik bisa memulai dengan beberapa langkah strategis. Pertama, berikan tantangan yang seimbang dengan keterampilan siswa. Jika tugas terlalu mudah, siswa akan bosan. Jika terlalu sulit, mereka akan frustrasi. Keseimbangan ini adalah kunci untuk menjaga mereka tetap terlibat. Kedua, pastikan ada tujuan yang jelas dan umpan balik yang instan. Siswa perlu tahu apa yang mereka capai dan bagaimana kinerja mereka secara real-time.
Selain itu, mengurangi distraksi dan mendorong otonomi siswa juga penting. Ketika siswa merasa memiliki kendali atas proses belajar mereka sendiri, mereka cenderung lebih termotivasi. Caranya, tawarkan pilihan dalam tugas, libatkan mereka dalam perencanaan kurikulum, dorong refleksi/penilaian diri, dan minta untuk memimpin diskusi kelompok. Ini membuat siswa merasa memiliki dan menghargai proses belajarnya, mengubah mereka menjadi pembelajar yang aktif dan mandiri. Menerapkan prinsip Flow tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga motivasi intrinsik mereka, mengubah belajar dari kewajiban menjadi sebuah petualangan yang memuaskan.
Disclaimer: Tulisan ini dibuat dengan bantuan tools kecerdasan buatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI