Mohon tunggu...
Endah Wahyu Sugiharti
Endah Wahyu Sugiharti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidik, Pengrajut, dan Ibu Rumah Tangga

Saya adalah seorang yang masih belajar menulis. Menulis adalah cara saya untuk mengingat dan mengabadikan rasa, momen dan ilmu pengetahuan. Selamat menikmati 😊😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pojok Jalan Harapan Si Bapak Tua

9 April 2018   00:14 Diperbarui: 17 September 2018   04:37 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mia Eka Setyaningsih - kitabisa.com

Malam itu hujan turun deras menyelimuti bumi. Aku merintik kedinginan. Tepat kala itu aku berada diluar rumah. Berniat mencari sesuatu yang hangat dan nikmat untuk dimakan. Bayangku angsle yang nikmat sebentar lagi akan menggoyangkan lidahku. Aroma pandan yang sedap membuatku terus terbayang-bayang. Tapi sayang hujan tak kunjung reda. Bermenit-menit aku menunggu hujan itu ditrotoar barisan toko yang sudah tertutup rapi. "Huffss kapan hujan ini reda " gumamku dengan perasaan tak sabar.

Satu jam kemudian, akhirnya hujan itu reda.   Aku langsung beranjak pergi dari trotoar itu. Angsle nikmat ituu " cusss otw bapak angsle " . Dengan mengendarai motor kesayanganku aku pergi ketempat bapak angsle ngongkrong. Dann sampai disanaa "hehe angslenya habis neng" kata bapak angsle dengan sumringan. Perkataan bapak  angsle membuat aku kecewa berat. Bagaimana tidak, sudah berjam-jam menunggu hujan dengan bayangan bisa menyantap angsle kesukaan ternyata hanya bayangan. "Yahhh bapakk, akuu lagii pengenn bangett angsle" dengan nada dan rautan wajah sedih.

"Besok dateng kesini lagi neng, bapak sisain buat eneng. Bapak janji" kata bapak angsle. " hmmmm" aku sedang mikir "ya udah besok kesini lagi. Jangn lupa sisain buat akuuu..da..dahhhhh bapak" kataku kemudian beranjak pergi meninggalkan bapak angsle itu "okee neng" suara sayup-sayup bapak itu.

Kecewa dengan angsle yang hanya tinggal harapan. Akhirkan aku memutuskan beli cemilan sebagai teman nugas kuliah. Tiba-tiba diseberang jalan aku melihat seorang bapak-bapak yang sudahh berumur berjualan mainan keog yang sangat memprihatinkan. Bapak itu terduduk lesu. Ada harapan dikerutan wajah bapak itu. Mainan keog itu ada yang membelinya. Aku mulai iba. Ku beranikan diri menyeberangi jalan yang padat kendaraan itu. Aku mendekati bapak tua itu. "Assalamualaikum bapak, mau beli ini (menunjuk mainan keog itu)". Seketika bapak itu melihat wajahku. 

Aku ingin menangis setelah melihat wajah bapak itu secara jelas. "Oh bapak begini perjuanganmu" batinku. "Berapa pak harganya?" "3000 satunya (sambil mengambil beberapa mainan keog dari tempat kecil yang terbuat dari bambu.lalu bapak itu memainkannya. Ingin memberikan yang terbaik untukku agar aku tidak salah memilih)" mau warna apa" ujar bapak tua itu. Kebetulan banyak warna yang menarik sehingga aku bingung memilihnya. "Ini saja bapak (memilih warna pink dan biru)".

Bapak itu dengan sigap memasukkan mainan keog keplastik hitam. Sungguh begitu berjuangnya, tangan keriputnya membuat aku ingin menangis ditempat itu. Aku tahu ini pasti buatan bapak itu sendiri. Aku membayangkan bagaiman cara mencari bambu (pemenang mainan keog) lalu dikecilkan sedemikian rupa. Dan aku tak habis fikir hasil karya bapak itu hanya dihargai 3000 repes. Itupun jarang ada yang minat. Miriss. Aku tak pikir panjang lagi. Ku ambil uang 10.000 yang ada didompetku lalu pergi dengan ucapan terakhir "terima kasih bapak" dengan beranjak meninggalkan bapak.

Dalam perjalanan pulang, aku tak mampu membendung air mataku. Dalam hatiku " terima kasih atas atas pukulan terhebat untukku yg telah engkau berikan bapak (bapak tua). Engkau mengingatkanku akan syukur yang luar biasa atas semua pemberian tuhan padaku. Engkau mengingatkanku bahwa mencari sepeser uang itu teramat sulit, engkau mengajariku bahwa hidup itu keras. Kau tak boleh mengeluh tapi kau tetap harus berusaha.

Hai kakek aku tau engkau mengharapkan semua daganganmu laku. Doaku semoga engkau selalu diberi rezeki dari arah yang tak terduga-duga. Semoga lelahmu mampu membawamu kejannahnya tuhan yang memberikan jalan hidup. Mainanmu akan selalu kujaga, akan kujadikan cerita indah untuk anak-anakku ketika aku memiliki buah hati kelak. Mereka harus tahu bahwa aku pernah mengenal orang hebat di sandiwara dunia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun