Mohon tunggu...
M Akhsanul Akhlaq
M Akhsanul Akhlaq Mohon Tunggu... Freelancer - Laki-laki
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Email : akhlaqmuhammad100@gmail.com Instagram : @akhsan_al454 Nomor wa : 088808931161 Kini sedang menempuh pendidikan di Pesantren Ekonomi Darul Ukhuwah Jakarta Motivasi menulis adalah menciptakan karya yang dapat dikenang oleh sejarah dan bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Ketika Berada pada Fasa Terjenuh dalam Diri

27 Februari 2021   12:20 Diperbarui: 27 Februari 2021   15:06 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

" Kehidupan itu Berputar bagai roda. Terkadang kita di fase atas, terkadang kita jatuh pada fase bawah. Itu adalah kehidupan sejati "

PENDAHULUAN

Hidup itu tidak stabil. Mungkin pernyataan itu akan terlontarkan bagi orang yang sudah pernah mengalami pahit dan manisnya kehidupan. Kehidupan itu tidak selalu stagnan berada pada fase yang sama. Bak roda yang selalu berputar mengikuti jalur perjalanan, dalam kehidupan terkadang kita mengalami fase terjenuh sebagaimana fase terendah dalam diri dan juga fase atas sebagaimana fase kesuksesan kita. Semua hal itu mungkin akan menjadi suatu challenge atau tantangan bagi setiap orang yang memiliki mentalitas yang tinggi. Atau bahkan menjadikannya sebagai hambatan atau halangan dalam diri kita. Untuk itu kita perlu memersiapkan diri untuk menyiapkan bekal terlebih dahulu. Karena sebaik-baiknya progres tanpa adanya persiapan maka dapat saja berubah menjadi suatu kegagalan.

PEMBAHASAN

Terkadang ketika kita sudah melakukan sesuatu dengan maksimal akan tetapi hasil yang kita tuju tidak sesuai dengan ekspektasi dan harapan kita, terkadang akan timbul rasa putus asa dan menyerah. Untuk itu diperlukannya mentalitas dalam diri dan motivasi yang kuat. Kedua hal tersebut yang akan membangun jati diri dan mimpi kita. Memang benar, suatu teori lebih mudah terlihat manakala dibaca dibandingkan realita lapangannya. Hingga saat ini, penulis juga masih belajar menemukan cara atau formula baik dalam mengatasi permasalahan tersebut. Karena untuk mengatasi hal tersebut terkadang setiap orang memiliki hal yang tidak selalu sama dan bahkan juga ada beberapa orang yang memiliki cara unik. Maka dari itu tidak ada tolak ukur untuk kita meniru semua model cara penyelesaian hal tersebut. Namun, kita dapat belajar untuk menemukan model cara penyelessaian kita dengan melihat model orang lain terlebih dahulu. Baru kemudian kembali ke kita apakah ingin mengambil model tersebut secara kesuluruhan ataukah ingin menggabungkan dengan model problem solving milik orang lain lagi.

Terdapat dua hal yang menurut penulis merupakan salahsatu senjata dalam mengatasi rasa putus asa dan menyerah yaitu ;

1. Bangun Mentalitas Diri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mentalitas adalah keadaan dan aktivitas jiwa (batin), cara berpikir, dan berperasaan yang merupakan faktor penentu dalam pembangunan diri. Untuk membangun mentalitas diri diperlukannya pembiasaan kehidupan yang baik juga. Karena suatu hal yang dilakukan secara terus menerus akan menjadikan suatu budaya. Budaya yang dilakukan secara continue akan membentuk suatu watak/perilaku.

Pembiasaan yang bagaimanakah yang dimaksud ??
Pembiasaan yang bersifat positif tentunya. Berikut penulis melampirkan beberapa contohnya;

a. Percaya diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun