Di area Angkatan Darat terdapat perpustakaan yang menerangkan bagaimana terbentuknya Angkatan Darat. Perpustakaan berbentuk mobil dan juga ada buku-buku di dalam tenda. Bagi pengunjung, sebuah booth display suasana ruangan tempo dulu sangat menarik untuk berfoto.Â
Di sebelah perpustakaan Angkatan Darat, ada tenda akademi militer di mana taruna muda sedang menjalani pendidikan militer. Uniknya di depan tenda ini disediakan permainan atau game menggelindingkan sebuah roda agar mengenai sasaran yang diinginkan. Sasaran itu adalah hadiah yang bisa dibawa pulang, ada yang berupa mug (gelas), hingga minyak goreng dua liter. Alhasil, banyak yang mendaftar dan antre untuk mengikuti permainan ini.Â
Tak jauh dari tempat tersebut  justru terdapat  beberapa tenda yang menyajikan sejarah TNI secara keseluruhan. Tentu saja literatur di sini lebih lengkap.  Ironinya, tenda-tenda  ini jarang didatangi oleh pengunjung. Hal itu membuktikan rendahnya tingkat literasi masyarakat.Â
Saya bahkan menemukan tenda museum Satria Mandala. Di sini ada kisah tentang Panglima Besar Jenderal Sudirman, bapak dari TNI, seorang pejuang yang berkorban jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia. Kekaguman saya terhadap sang Jenderal sudah pernah saya tuangkan pada tulisan bulan lalu.Â
Panggung musikÂ
Pengunjung pameran alutsista TNI, juga dihibur dengan musik yang dimainkan oleh band-band dari masing-masing angkatan. Setiap angkatan, punya satu panggung musik. Bayangkan, di panggung musik milik Angkatan Darat, memainkan lagu pop dan daerah, sedangkan panggung musik marinir memainkan lagu dangdut. Lalu di panggung Angkatan Udara berbeda genre lagi.