Dunia kehilangan sosok yang mencintai perdamaian. Paus Fransiskus, pemuka agama Katolik Roma telah meninggalkan kita semua. Kabar mengejutkan ini seperti petir di siang bolong. Sementara gaung Paskah belum berlalu, Paus Fransiskus menghadap Tuhannya setelah sebelumnya menderita sakit.
Di tengah kekacauan internasional  akibat arogansi negara-negara adidaya, sosok Paus Fransiskus seperti oase di padang pasir. Tokoh yang tak henti-hentinya  dan tetap konsisten menyerukan perdamaian. Meskipun suaranya hilang dianggap angin lalu. Pemimpin-pemimpin dunia bergeming dengan permainan brutal yang mengorbankan jutaan jiwa manusia.
Namun, setelah kepergian Paus Fransiskus, apakah pesan perdamaian itu akan berhenti? Kita berharap ada yang akan melanjutkan perjuangannya. Bukan hanya Paus yang baru kelak, tetapi juga pemimpin-pemimpin yang lain.Â
Pesan perdamaian untuk GazaÂ
Paus Fransiskus sangat concern dengan apa yang terjadi di jalur Gaza. Di mana banyak anak-anak yang tewas karena kekejaman tentara Israel. Ia mengecam pasukan Israel yang mengebom sekolah-sekolah di Gaza.Â
Pada perayaan Paskah Minggu kemarin, di balkon utama Basilica Santo Petrus, Paus kembali menyerukan agar  diupayakan gencatan senjata di Gaza. Paus Fransiskus yang sering berkomunikasi dengan pemimpin gereja di Gaza, sangat mengkuatirkan nasib anak-anak di bawah gempuran Israel.Â
Dalam pesan itu, Paus mengatakan bahwa situasi di Gaza dramatis dan menyedihkan. Dia juga mengimbau agar Hamas menyerahkan sandera. "Saya menyatakan kedekatan saya dengan  penderitaan rakyat Israel dan rakyat Palestina".Â
"Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai, menyerukan gencatan senjata, membebaskan sandera, membantu orang-orang yang kelaparan dan mendambakan masa depan yang damai."
Pesan perdamaian untuk UkrainaÂ
Paus Fransiskus juga sangat peduli dengan perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. Dia pernah mendesak agar pihak-pihak yang terlibat dalam perang Ukraina melakukan negosiasi.Â