Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Macron Mempertegas Prancis Sebagai Penjajah

8 Oktober 2021   09:52 Diperbarui: 8 Oktober 2021   10:00 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emmanuel Macron, Presiden Prancis (dok.AFP)

Emmanuel Macron, presiden Prancis, tak henti-hentinya membuat pernyataan yang kontroversial. Begitu pula dengan pernyataannya baru-baru ini tentang Aljazair, justru mempertegas Prancis sebagai negara penjajah di masa lalu.

Dalam pernyataannya, Macron mengatakan dua hal. Pertama, Aljazair  adalah negara bekas jajahan Prancis. Kedua, Aljazair dipimpin oleh sistem politik militer dan memiliki sejarah resmi yang direkayasa dan ditulis berulang-ulang. 

Hubungan kedua negara, Prancis dan Aljazair semakin tegang. Presiden Aljazair, Abdul Majid Tebbon tersinggung sehingga menarik duta besar Aljazair di Prancis. Selain itu, Abdul Majid juga memanggil duta besar Prancis, Francois Gouyette.

Ketegangan ini sudah dimulai tahun lalu,  yang menyebabkan penarikan duta besar Aljazair. Pemerintahan Macron selalu menyudutkan pemerintah Aljazair. Sejak itu visa warga Aljazair dibatasi untuk masuk ke wilayah Prancis.

Apa kepentingan Macron dengan Aljazair? Hal ini berkaitan dengan kegagalan Emmanuel Macron sebagai presiden. Emmanuel Macron tidak mampu membawa Prancis ke arah yang lebih baik. 

Perekonomian Prancis terus menurun di bawah pemerintahan Macron. Alih-alih membuat program yang efektif agar Prancis bisa bangkit, Macron malah sibuk mencari kambing hitam. Emmanuel Macron menyalahkan para imigran dari negara-negara muslim.

Akibatnya, rasialisme semakin menguat di negara itu. Kasus kekerasan terhadap warga muslim meningkat. Bahkan dilakukan oleh aparat terkait. Sebagian warga Prancis cemburu pada imigran Muslim yang eksis dalam bidang ekonomi.

Aljazair dan beberapa negara Afrika memang merupakan bekas jajahan Prancis. Tetapi bukan berarti Prancis bebas mencampuri urusan dalam negeri Aljazair. Kini Aljazair adalah negara merdeka yang memiliki kedaulatan sendiri. 

Seharusnya pemerintah Prancis malu karena dahulu hidup dengan memeras keringat bangsa lain. Dengan revolusi industri, Prancis menguras sumber daya alam di Afrika untuk memperkaya bangsanya sendiri. 

Kalau Macron berharap masih bisa mendikte Aljazair untuk menyelamatkan perekonomian yang jatuh, itu salah besar. Nama Prancis semakin buruk dan dia adalah orang yang gagal sebagai presiden.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun