Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Jerman dan Jepang Berpaling ke Iran

14 Juni 2019   17:01 Diperbarui: 14 Juni 2019   17:09 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kanselir Jerman Angela Merkel (dok.sabahdaily)

Rencana Amerika Serikat dan sekutunya di Timur Tengah, yaitu Israel, Arab Saudi dan UEA untuk segera menyerang Iran, tidak bisa berjalan mulus. Mereka menghadapi beberapa batu sandungan, yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Ibarat kebelet buang hajat, tapi WC-nya terkunci.

Mengapa bisa demikian? karena tidak semua negara menjadi pendukung negeri Paman Sam. Negara-negara maju lainnya juga memiliki perhitungan yang cermat tentang untung ruginya mendukung invasi terhadap Iran. Terutama dampaknya pada perekonomian internasional yang berimbas ke perekonomian nasional masing masing.

Di sisi lain, persatuan negara negara muslim juga berusaha agar perang Iran dapat dicegah. Dalam KTT OKI beberapa waktu yang lalu, Arab Saudi dan UEA mendesak persetujuan untuk menyerang Iran, tetapi mayoritas menolak. Anggota OKI lebih mengutamakan mengurus penindasan terhadap bangsa Palestina.

Ganjalan berikutnya adalah berasal dari negara Eropa Barat. Inggris, Perancis dan Jerman menolak untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Bahkan pada hari Minggu yang lalu (9/6), Menteri Luar Negeri Jerman , Heiko Mass datang berkunjung ke Iran untuk membicarakan hal tersebut.

Heiko Mass telah bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani pada hari Senin (10/6). Mereka membicarakan hal hal terkait Pakta Nuklir yang telah disepakati, termasuk tentang rudal balistik Iran dan peran negara tersebut dalam konflik Timur Tengah. Jerman menegaskan tetap mendukung kesepakatan itu.


Kemudian pada hari Rabu (12/6) Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe juga melakukan kunjungan ke Iran untuk pembicaraan yang sama. Kedua pemimpin telah bertemu dan saling bertukar pikiran. Shinzo Abe memberikan masukan masukan yang sangat berarti bagi Iran.

Baik Jerman dan Jepang, telah berusaha agar tidak terjadi kekerasan yang akan berakhir pada perang terhadap Iran. Mereka berusaha menjembatani  perselisihan antara Amerika Serikat dan konco konconya serta mencairkan hubungan yang kian memanas tersebut.

Namun tampaknya upaya kedua negara ini tidak disukai oleh kelompok negara zionis tersebut. Kapal Jepang yang mengangkut minyak dari Iran telah mendapat serangan bom sementara Perdana Menteri Jepang  Shinzo Abe masih berbincang bincang dengan Hassan Rouhani. 

Serangan bom tersebut dikatakan sebagai serangan teroris, tetapi banyak orang menduga ini adalah ulah Amerika Serikat dan Israel yang tidak menyukai pertemuan pemimpin Jepang dengan pemimpin Iran. Mereka tidak mau berkompromi demi kepentingan yang telah jauh jauh hari dirancang.

Apakah serangan itu akan membuat nyali Jepang menjadi ciut? sama sekali tidak. Jepang adalah negara maju yang tidak memiliki ketergantungan dengan Amerika Serikat. Sebaliknya, jika mengikuti kemauan Amerika Serikat, Jepang bisa mengalami ketidakstabilan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun