Pilpres Turki sudah tinggal menunggu hari, Â akan dilaksanakan Minggu 24 Juni, 2018. Dalam seminggu terakhir, Â reli kampanye dilakukan secara intensif oleh semua kandidat /calon presiden dari masing masing partai di Turki. Â Masyarakat Turki menunjukkan antusias yang tinggi untuk menentukan masa depan mereka.Â
Erdogan,  sebagai petahana dan calon dari  AK Parti,  berkeliling ke setiap provinsi tanpa jeda. Para pesaingnya juga tidak mau kalah dari rival utama mereka.  Dengan segala upaya berusaha menarik perhatian rakyat Turki.Â
Menyimak kampanye yang mereka lakukan, Â ada beberapa perbedaan menyolok yang tampak. Selain sebagai petahana dari partai terbesar saat ini, Â jelas popularitas atau elektabilitas Erdogan tidak tersaingi. Â Berikut ini hasil pemantauan kampanye seminggu terakhir.Â
1. Jumlah massa yang terkumpul. Setiap kampanye yang dihadiri oleh Erdogan,  lokasi kampanye menjadi lautan manusia dengan dominasi lambang bendera Turki dan bendera AK Parti. Mereka bagaikan air bah yang luber  kemana mana.Â
Sedangkan kampanye kandidat dari partai lain seperti CHP dan HDP hanya dihadiri puluhan hingga ratusan orang. Â Jarang sampai ribuan, Â padahal kampanye dilakukan di kota besar.Â
Sedangkan para pendukung  kandidat dari partai lain,  tidak banyak tersenyum.  Mereka tidak menunjukkan keceriaan,  terlalu kaku dan tegang.  Bahkan mereka mudah tersinggung.Â
3. Keramahan Erdogan sangat alami. Â Ia menyalami siapa saja yang ditemui dalam perjalanan ke panggung. Â Sesekali ia berhenti untuk menyapa para pendukungnya.Â
Tetapi kandidat dari partai lain sangat kaku,  terlalu menjaga jarak dengan masyarakat seolah olah ia adalah orang paling penting.  Seorang warga yang hanya selfie di depan sang kandidat,  diusir oleh body guards sehingga terbirit ketakutan.Â
4. Kasih sayang Erdogan terhadap anak anak murni dan tidak dibuat buat. Â Ia menyilakan anak anak yang ingin bersalaman dan memeluk di atas podium. Â Anak itu tampak ceria dan bangga.
Berbeda ketika kandidat lain yang tampak ingin melakukan pencitraan agar dikira menyukai anak anak. Dalam salah satu kampanye, ada anak yang disuruh naik panggung untuk menyalami sang kandidat. Anak itu naik dengan enggan, Â tanpa tersenyum. Bahkan ia meletakkan kembali sekuntum bunga mawar yang diberikan oleh kandidat tersebut.Â