Ada saja TKW yang sulit melepaskan kebiasaan ketika berada di kampungnya, di Indonesia. Salah satunya, hanya mengenakan kutang ketika berada di kamar/rumah. Hal itu memicu bangkitnya hawa nafsu laki-laki Arab yang tak biasa dengan pemandangan semcam itu.
6. Feodalisme
   Masih banyak orang Arab yang menganggap bahwa TKW tak lebih dari budak belian yang bebas diperlakukan apa saja. Jadi, mereka merasa sah-sah saja menggauli TKW yang bekerja di rumahnya. Apalagi mereka merasa telah membayar sejumlah uang sebagai 'pembeli' kepada lembaga terkait.
7. Lemahnya perlindungan hukum
   Ketika melakukan MOU soal TKW, pemerintah seharusnya memastikan apakah mereka mendapatkan perlindungan hukum, baik dari pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah Indonesia. Kalau tidak ada jaminan keselamatan dan perlindungan hukum yang memadai, tak perlu ada pengiriman TKW.
Hapuskan stigma bahwa TKW adalah pahlawan devisa jika kita masih membiarkan pengiriman TKW yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Sudah saatnya kita mengirim tenaga kerja yang lebih berkualitas dan lebih berpendidikan. Ini penting untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa di negara-negara petro dollar. Lebih baik lagi adalah membuka lapangan kerja seluas-luasnya di dalam negeri agar perempuan Indonesia tidak perlu mencari nafkah sebagai TKW ke jazirah Arab.