Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Pengertian ala "Bajaj Bajuri"

19 Juni 2012   00:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13400630931528374314

[caption id="attachment_183428" align="aligncenter" width="300" caption="teman-temannya bajaj bajuri (http://news.detik.com)"][/caption]

Terkadang kalau ingin hiburan, maka sambil makan malam, iseng nyari-nyari tayangan lucu di youtube. Masih ingat tayangan bajaj bajuri? Menurut saya, sinetron genre komedi yang pernah ditanyangkan oleh beberapa stasiun TV ini cukup menghibur. Tidak salah kalau 1065 episode pernah dicapai. Tokoh utama Bajuri, Oneng, Emak dan Ucup, masing-masing dengan kharakter perannya yang cukup unik membuat komedi ini makin hidup.

Potret kehidupan di salah satu sudut Jakarta tergambar dalam sinetron ini. Bajuri yang bekerja menarik bajaj, hidup pas-pasan dengan Oneng, sang istri yang juga buka salon di rumah, tinggal bersama sang mertua yang agak usil (sambil ngebayangin akting Emak yang sering membuat Bajuri meringis).  Konflik yang timbul dalam cerita pun tidak begitu dibuat-buat, lebay, tapi sering mengangkat permasalah sehari-hari tentang perbedaan pendapat dalam menyelesaikan suatu masalah.

Semisal, episode "Salah Pengertian". Disana bercerita, bagaimana usaha Oneng untuk menarik perhatian Bajuri, sang suami yang dianggap kurang perhatian. Bermodalkan tips dari majalah "6 cara menarik perhatian suami", dia pun mulai mempraktekkan satu demi satu. Disisi lain, Bajuri malah menganggap sesuatu hal yang berubah (aneh) terjadi pada Oneng.

Sampai tips ke lima dilakoni dan tidak berhasil. Tips keenam pun dicoba. Namun sayang, makna "kejutan" di tips keenam diterjemahkan salah oleh Oneng, dan bersamaan dengan itu Bajuri yang sudah menyadari menjadi mengharapkan lebih. Terlambat! Karena kebagian dipraktek yang salahnya. Bajuri malah diikejutin benaran bukan dikasi kejutan, hadiah. Haha.

***

Episode singkat tadi membuat saya jadi terpikir tentang peran sebuah media dalam kehidupan seseorang. Apakah Anda suka membaca tips dari majalah atau mencarinya di dunia online?

Sadar atau tidak, tontonan ataupun tips yang (apalagi) ditulis oleh seseorang yang ahli dalam bidangnya, banyak mempengaruhi dan kemudian dipraktekkan. Tidak salah, namun, terkadang sering terlupakan bahwa setiap orang memiliki kharakter berbeda-beda demikian juga dalam menerapkan. Dan bukankah disitu justru letak keunikannya? Apakah akan menarik kalo semua wanita sama? Atau apakah akan menarik jika kembang satu jenis dan satu warna?

Belajar sebanyak mungkin dari film, kisah yang menginspirasi, atau tips, itu baik. Namun, sebelum merubahnya jadi aksi, mungkin lebih bijak jika kita menyaring informasi terlebih dahulu, menyesuaikan dengan keadaan kita, menanyakan diri apakah benar itu mewakili pribadi kita atau tidak (yang pasti, bukan mengacu pada tindakan Oneng yang begitu polos mengikuti hampir semua tips). Jangan sampai kita mengorbankan hal besar hanya untuk memenangkan satu keadaan namun akan bertaruh (bahkan kalah) seumur hidup.

Beberapa waktu lalu, seorang teman bercerita tentang temannya yang dianggapnya "aneh". Ceritanya, si wanita begitu kekeuh tidak mau bercerai dari suami yang dikenal lewat jejaringan sosial itu, walaupun diperlakukan buruk. Si wanita yang berjuang membiayai mereka (karena bekerja) pun rupanya tidak juga bernilai lebih dimata sang suami. Ancaman bercerai tetap saja dilontarkan setiap kali ada hal yang kurang mengena dihatinya. Selidik punya selidik, sang wanita merasa telah terperangkap dalam tips yang dipraktekkannya diawal perkenalan dulu, untuk mendapatkan kekasih hatinya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun