Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menara Pengintai Tembok Berlin

18 Januari 2016   18:23 Diperbarui: 18 Januari 2016   19:37 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang kamu bayangkan tentang tembok Berlin? Bagaimana cara kerja mereka dimasa itu mengawasi orang-orang yang ingin lari dari Timur ke Barat? Satu-satunya menara pengintai yang tersisa dari 200 an menara di masa itu kini dibuka untuk publik. Senang karena dapat kesempatan ke sana, dan, lebih senang karena tampaknya Jerman semakin terbuka perihal satu ini. Refleksi buat diri, bahwa sesuram apapun cerita masa lalu berdamailah dengannya.

Sebelumnya, saya melihat menara ini ditanyangkan di tv dan beberapa orang pengunjung di interview. Sebagai pecinta hal-hal berbaur sejarah, saya jadi kepancing untuk cari tau di google gimana ke sana. Sekitar 15 saja dari Berlin Mitte. Tempatnya berada di pusat kota Berlin. Kalau sama penasarannya seperti saya, kalau ke Berlin, mampirlah! Apalagi setelah tau bahwa diantara 200 menara pengintai di jaman DDR dulu, ini adalah satu-satunya menara yang tersisa, pasti pengen tau. Iya, ceritanya 199 menara lainnya telah dirobohkan pasca runtuhnya tembok berlin.

Menara ini tidak lain berguna untuk mengawasi orang-orang yang ingin lari dari Berlin Timur ke Berlin Barat di masa perang dingin dulu. Melalui menara ini bisa dilihat kegiatan disekitar tembok Berlin masa itu. Disamping pengawasan lewat menara, percakapan-percakapan sekeliling juga bisa didengar jelas lewat beberapa telpon yang digantung ke menara tersebut.


(Gambar pertama)


(Gambar kedua)


(Gambar ketiga)

Di gambar pertama, saya coba mendengarkan percakapan lewat salah satu telepon. Benar saja, percakapan dua wanita terdengar dengan jelas. Serem ya kalau ingat masa-masa kesuraman itu. Gambar kedua adalah tangga menuju ke menara tersebut, benar-benar vertikal. Waktu saya tanya apakah boleh naik ke atas dan ternyata dikasi ijin (padahal cuma pengen tau tadinya) langsung hore! Ya, walau pake rok, karena penasaran, saya naik saja. Toh juga naik nya harus satu-satu karena sangat sempit. Setelah mencapai setengah menara, kita harus pindah tangga di arah sebaliknya.
.
Sesampai di atas, benar, dari ruangan yang pengap dan sempit itu, dibuat beberapa kaca keberbagai arah dan dari sana terlihat aktivitas disekitar tembok Berlin, ada di gambar ketiga. 

(Sisa tembok Berlin dan grafitti nya)

(Ilustrasi pelarian lewat tembok Berlin diantara grafitti)

*) Keterangan Gambar Utama: (Menara Pengintai yang tersisa di masa tembok Berlin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun