Mohon tunggu...
Emil Rahmansyah
Emil Rahmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Terus belajar dan berbagi untuk masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arus Perubahan Sosial Masyarakat

5 Februari 2021   18:32 Diperbarui: 5 Februari 2021   18:39 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Menurut ajaran Al-Qur'an, manusia bertanggungjawab untuk mengetahui secara tepat norma-norma masyarakat dan memperbaikinya demi kemajuan masyarakatnya. Cara awalnya adalah dengan pengetahuannya sendiri. Maka, pentinglah bagi manusia baik secara individu yang kemudian bermasyarakat untuk berilmu agar berpengetahuan.

            Semakin luas pengetahuan seseorang tentang norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, semakin besar pula tanggungjawabnya untuk merubah serta mengembangkan masyarakat, dan semakin besar pulalah kebebasannya untuk berbuat itu.

            Pribadi besar, menurut ajaran Islam, tidak dengan sendirinya menjadi faktor kratif. Bahkan para nabi bukan merupakan orang-orang yang menciptakan norma-norma baru dalam masyarakat. Dari sudut pandang sosiologi, kelebihan para nabi dibandingkan dengan guru-guru serta tokoh-tokoh pembaharuan lainnya ialah bahwa mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang norma-norma ilahi yang terdapat dalam alam dan dunia.

            Itulah sebabnya mereka lebih mampu mempergunakan kebebasannya sebagai manusia untuk bergerak maju mencapai cita-citanya dalam masyarakat. Sejarah telah membuktikan sepenuhnya kebenaran bahwa para nabi selalu lebih berhasil daripada tokoh-tokoh pembaharuan yang bukan nabi. Adanya proses penyelarasan kehendak mereka dengan norma-norma ini, mereka berhasil melaksanakan tugas dan mencapai tujuan mereka.

            Kebetulan, dalam arti filosofis tidak terdapat dalam ajaran Islam. Adanya intervensi dari Allah senantiasa berlangsung dalam setiap hal. Lagipula, karena tidak mengandung sebab yang logis atau tujuan akhir, maka tidak mungkin ada kebetulan dalam masyarakat, alam, maupun kehidupan.

            Namun dalam pengertian khusus, nasib manusia terdapat suatu bentuk kebetulan tertentu. Misalnya Jenghis Khan muncul di Mongolia, memegang tampuk kekuasaan sesuai dengan norma-norma sosial, dan berhasil menghimpun kekuatan yang besar. Tetapi kekalahan Persia di tangan Jenghis Khan adalah suatu kebetulan.


            Bisa saja tidak sampai terjadi hal demikian. Kebetulan-kebetulan semacam ini bisa sangat mempengaruhi nasib masyarakat tertentu. Maka, ada dua hal yang penting yaitu, an-nas dan norma, karena an-nas merupakan kehendak massa rakyat, sedangkan norma adalah hukum-hukum yang hidup dalam masyarakat dan dapat dibuktikan secara ilmiah.

            Pribadi-pribadi besar dalam ajaran Islam ialah mereka yang memahami norma-norma ilahi, yang mana norma-norma ilahi ini dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan mempergunakan kitab suci Al-Qur'an sebagai kunci keberhasilan mereka dalam membuat perubahan dan pengembangan masyarakat.

            Rakyat, faktor ini lebih mengarah pada keadaan suatu masyarakat tersebut. Dalam masyarakat dimana an-nas, massa rakyat, telah mencapai kemajuan serta taraf pendidikan dan kebudayaan yang tinggi, peranan orang-orang besar menjadi berkurang. Sebaliknya, bila suatu kelompok masyarakat taraf pendidikan dan kebudayaannya rendah, peranan orang-orang besar masihlah besar. Pada setiap tahap masyarakat, sesuai dengan kemajuan atau keterbelakangannya, salah satu dari keempat faktor tersebut akan berpengaruh daripada ketiga lainnya.

            Pribadi Rasul dalam ajaran Islam mempunyai peranan dasar dan konstruktif dalam membawa perubahan, perkembangan, dan kemajuan dalam membangun peradaban yang akan datang serta dalam merubah jalan sejarah. Sebabnya adalah karena beliau tampil di suatu lokasi khusus --semenanjung Arabia-- yang dari sudut pandangan peradaban keadaannya sama dengan letak geografisnya.

            Dalam membangun pribadi seseorang, umumnya ada lima faktornya. Pertama, ibunya yang memberikan kepadanya struktur dan dimensi bentuk rohaniahnya. Penuh kasih dan lembut sambil membelai dan menyusuinya, sang ibu memelihara rohani serta menanamkan pendidikan awal pada anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun