Mohon tunggu...
Emil Rahmansyah
Emil Rahmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Terus belajar dan berbagi untuk masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keutamaan Ilmu dan Etika bagi Sang Pelajar serta Pengajarnya

9 Januari 2021   12:44 Diperbarui: 9 Januari 2021   12:48 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Tugas Keempat adalah menghindar dari mendengarkan perselisihan-perselisihan di antara sesama manusia, karena hal itu menimbulkan kebingungan. Tugas Kelima ialah tidak menolak suatu bidang ilmu yang terpuji, tetapi ia menekuninya hingga mengetahui maksudnya. Jika umur membantunya, ia pun menyempurnakannya. Kalau tidak, ia memiliki yang paling penting dan pilihan yang paling penting dapat dilakukan setelah mengetahui seluruhnya.

            Tugas Keenam ialah mengalihkan perhatian kepada ilmu yang terpenting, yaitu ilmu akhirat. Dimaksudkan dengan itu bagian muamalat dan mukasyafah, sedangkan mukasyafah adalah makrifatullah (mengenal Allah). Itu adalah cahaya yang dimaksudkan Allah Ta'ala di dalam hati yang bersih dengan ibadah dan mujahadah. Ilmu yang paling mulia dan puncaknya adalah mengenai Allah. Ini adalah lautan yang tidak terjangkau dasarnya. Derajat manusia yang terjauh di dalamnya adalah tingkat para Nabi dan wali, kemudian orang-orang sesudah mereka.

            Tugas Ketujuh adalah bila tujuan pelajar dalam keadaan itu ialah menghiasi batinnya dengan sifat yang menyampaikannya kepada Allah Ta'ala dan derajat tertinggi di antara malaikat muqarabin (yang dekat dengan Allah), sedangkan dengan itu ia tidak mengharapkan kepemimpinan, harta dan kedudukan.

            Dalam proses pencarian ilmu, sebaik-baiknya keadaan adalah yang dikatakan mengenal ilmu dan amal. Itulah orang yang dinilai agung dalam kerajaan langit. Tidaklah patut ia menjadi seperti jarum yang memberi pakaian kepada selainnya, sedangkan ia sendiri telanjang, atau seperti sumbu lampu yang menyinari lainnya, sedang ia sendiri terbakar. Barangsiapa menjalankan tugas sebagai pengajar, maka ia pun telah melakukan tugas yang besar. Oleh sebab itu, hendaklah ia memelihara tata krama dan tugas-tugasnya.

            Tugas Pertama ialah menunjukkan kasih sayang kepada pelajar dan menganggapnya seperti anak. Adapun pengajaran yang bertujuan keduniaan, ia menimbulkan kebinasaan. Apabila demikian halnya, maka hendaklah murid-murid dari satu orang saling mencintai. Sesungguhnya para ulama dan pecinta akhirat berjalan menuju Allah Ta'ala dan menempuh jalan ke situ, sedangkan dunia berikut tahun-tahun dan bulan-bulannya adalah tempat-tempat persinggahan di jalan.

            Tugas Kedua ialah mengikuti teladannya berdasarkan sabda Rasul Saw., "Janganlah kamu meminta upah atas pengajaran." Allah Ta'ala berfirman, "Kami tidak menghendaki balasan dari kamu maupun terima kasih." (QS. Al-Insan: 9). Walaupun ia mempunyai jasa atas mereka, mereka pun mempunyai jasa atasnya karena mereka menyebabkan pendekatan dirinya kepada Allah Ta'ala dengan menanamkan ilmu dan iman dalam hati mereka.


            Tugas Ketiga ialah tidak menyimpan sesuatu nasihat bagi hari esok seperti melarangnya dari mencari kedudukan sebelum patut memperolehnya dan melarangnya belajar ilmu yang tersembunyi sebelum menyempurnakan ilmu yang terang.

            Tugas Keempat ialah menasihati pelajar dan melarangnya dari akhlak tercela, bukan dengan cara yang tegas, tetapi sindiran. Sebab, penegasan menghilangkan wibawa, dan patutlah ia bersikap lurus, kemudian menuntutnya bersikap lurus. Kalau tidak, maka nasihat itu tidak berguna, karena meneladani perbuatan lebih kuat daripada meneladani perkataan.

            Pada saat menekuni suatu ilmu, orang alim akan mengalami dua kemungkinan, yaitu kebinasaan atau kebahagiaan abadi. Al-Khalil bin Ahmad berkata bahwa manusia itu ada empat macam, yaitu:

1.         Ada orang yang tahu dan tahu bahwa ia mengetahui, maka itulah orang alim dan   ikutilah dia.

2.         Ada orang yang tahu dan tidak tahu bahwa ia mengetahui, maka itulah orang yang tidur dan bangunkanlah dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun