Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Lagu Ini Salah Judul?

9 November 2014   22:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:14 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apakah pentingnya sebuah nama? Apakah pentingnya sebuah judul? Ada yang berpendapat bahwa judul itu prioritasnya penting dan mendesak. Ada yang bilangjudul itu prioritasnya penting tapi tidak mendesak. Ada pula yang berpandangan bahwa judul tidak penting dan tidak mendesak. Tapi kenapa ada karya sastra tanpa judul?

Nah berhubung semuanya punya alas an, dan bisa dibuat alas an yang ‘memaksa’ (dipaksakan) ada baiknya kitaserahkan kepada persepsi setiap orang. Adalah yang paling ‘memberondong’ atau kontra atas pernyataan “judul tidak penting dan tidak mendesak” yaitu para akademisi. Akademisi terbiasa dengan kekakuan, tapi kekakuan tidak menunjukkan kebodohan sebab kekakuan tersebut sebenarnya adalah keunikan.

Kita contohkan kontroversi tentang judul. Contohnya pada judul lagu. Kenapa lagu? Agar mudah dipahami. Selain itu, karena banyak orang akrab dengan lagu-lagu.

Lagu “Demi Waktu” setelah diteliti bertema Penyesalan. Judul yang lebih cocok adalah “Andai tidak menduakan cintamu.”

Lagu “Separuh Nafas” karya Dewa_19 bertemakan Harapan. Judul yang lebih cocok “Kembalilah padaku!” atau“Kembalilah separuh nafasku!”

Lagu “Bintang di Surga” karya Peterpan bertema Harapan. Judul yang lebih cocok “Mencari Hati untuk Berbagi”. Kalau "Hati untuk Berbagi" benar? Salah, karena tidak mencerminkan harapan.

Lagu “Topeng” karya Peterpan bertema kepalsuan sikap. Judul yang lebih cocok “Buka Topengmu!”

Lagu “Tuhan” karya Wali bertema Harapan. Mestinya berjudul “Ampuni Aku” atau “Ampuni Aku Tuhan!”

Lagu “Suara” karya HijauDaun bertema Penantian seharusnya berjudul “Aku di Sini Menunggu!”

Lagu “Pujaan Hati” karya KangenBand bertema Harapan. Mestinya diberi judul “Ku Ingin Miliki Dirimu.”

Semakin bertambahnya literatur lirik lagu maka makin mirip judul lagu-lagu tersebut sehingga judulnya berpotensi menjadi sama. Oleh karena tuntutan “Aku Harus Beda” maka judul lagu menjadi tidak lagi mencerminkan liriknya.

Meskipun tidak cocok, banyak orang tidak mempermasalahkan judul-judul lagu tersebut. Kenapa? Mungkin karena judul tidak penting dan tidak mendesak atau mungkin karena judul harus singkat, satu, dua, tiga, atau empat kata saja.

Nah ada yang sama dengan kasus di atas, ada judul yang salah, “Bank Central berkedudukan di bawah kuasa Negara” bertema “Penipuan danPenjajahan”. Ternyata judulnya begini “Bank Central Berkedudukan di atas KuasaNegara!”

http://lirik.kapanlagi.com/artis/ungu/demi_waktu

http://lirik.kapanlagi.com/artis/dewa_19/separuh_nafas

http://lirik.kapanlagi.com/artis/peterpan/bintang_di_surga

http://lirik.kapanlagi.com/artis/peterpan/topeng

http://lirik.kapanlagi.com/artis/wali_band/tuhan

http://lirik.kapanlagi.com/artis/hijau_daun/suara

http://lirik.kapanlagi.com/artis/kangen_band/pujaan_hati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun