Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Administrasi - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Delapan Alasan Mengapa Puasa Sunnah Tidak Membunuhmu

16 Agustus 2018   18:24 Diperbarui: 17 Agustus 2018   20:18 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image source: nu.or.id

Yang banyak dikhawatirkan orang yang hendak puasa sunnah adalah kesusahan yang dihadapi saat berpuasa. Mengapa puasa justru membahagiakan? Untuk itu saya perlu menjawab pertanyaan mengapa kita tidak tewas karena puasa sunnah Senin-Kamis. Sebagai benteng terakhir menumpas kekhawatiran, yaitu kesusahan saat berpuasa. Untuk menganjurkan puasa sunnah saya mengambil contoh kemampuan Sandiaga Solahudin Uno, karena beliau mampu untuk puasa sunnah.

Mengapa kita tidak meninggal karena lapar puasa? Mengapa kita justru mendapatkan gelar takwa karena puasa? Mengapa  kita justru mendapatkan kehidupan karena puasa? Ada setidaknya 8 alasan mengapa puasa itu justru menghidupkan kita bukan mematikan kita. Ingat ya 8 alasan!

  1. Kita dapat hidup 40 hari tanpa makan. Itu menurut ahli fisiologi. Saat berpuasa kita dapat menghemat penggunaan air bukan karena kita yang mengaturnya. Ini lah tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Tapi tubuh kita melalui kinerja hipotalamus di dekat otak mampu menghemat air dengan hormon, namanya ADH (anti diuretik hormon). Sehingga kita jarang buang air kecil di siang berpuasa.
  2. Saat berpuasa kita menggunakan energi dari cadangan karbohidrat dan lemak. Sedikit tambahan wawasan, bahwa pada puasa wajib (Ramadhan) mulai hari ke-4 kita sudah terbiasa dengan puasa.
  3. Kita mengantuk kira-kira saat tengah hari sehingga cenderung tidur sebentar untuk memulihkan tubuh.
  4. Puasa kita kira-kira 12-14 jam. Ini adalah lamanya waktu yang cocok dan pas yang mencakup pencernaan makanan dan penyerapan makanan di wilayah tropis. Jika jam 4 (sebelum subuh) kita sahur, maka jam 8 pagi lambung kita sudah kosong, sampai jam 8 pagi ini lambung mencerna makanan. Kemudian sampai jam 2 siang tubuh kita menyerap sari-sari makanan dari makanan yang sudah dicerna atau dipecah. Sari makanan ini diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Makanya tubuh kita tetap mendapat energi dari sari makanan ini. Makanya sore hari kita agak merasakan kemudahan. Jam 6 waktu magrib kita makan lagi. Artinya dari jam 2 siang sampai jam 6 magri itu sia makanan mencapai usus besar menjadi feses (sisa pencernaaan) atau kotoran yang kira-kira 18 jam dari waktu makan sahur kita akan terbuang saat BAB. Sampai jam 10 malam terjadi lagi pencernaan, jadi jam 10 itu kita lambung kita kosong. Makanya jam segini masih banyak orang buka warung makanan (jika bulan Ramadhan). Gak bisa buka toko siang hari ya buka pas magrib atau malam. Jadi rezeki itu di tangan Allah bukan di tangan Presiden atau tuan. Jam 10 malam sampai jam 4 waktu sahur usus menyerap sari-sari makanan. Jadi sebenarnya makan yang paling tepat itu adalah 2 kali sehari. Kalau kita tanya dokter ada yang jawab 2-3 kali. Jadi inilah Allah. Puasa itu bukan memberatkan.
  5. Kita mengakhirkan waktu sahur. Semakin didahulukan waktu sahur maka semakin panjang waktu berpuasanya.
  6. Kita berbuka di waktu magrib. Segera, gak ditunda. Semakin ditunda berbua puasanya maka semakin panajang waktu berpuasanya.
  7. Kita berbuka dengan kurma atau yang manis terlebih dahulu. Diketahui bahwa 65-70 persen tubuh kita terdiri dari air. Jadi kita butuh air di awal berbuka. Kurma mengandung 20 persen air. Saat berpuasa kita mengunakan gula cadangan dan gula dari makan sahur kita. Jadi di awal berbuka, kita perlu gula. Kurma mengandung 70 persen gula buah dan 8 persen serat. Serat ini tidak memberatkan kita dalam mencernanya. Kalau makan gorengan di awal berbuka, itu gak bener. Kita pelu berbuka dengan 2/3 makanan dan minuman. Lambung kita 0,5 liter daya tampungya yang berkemampuan mengembang hingga 1,5 liter (mengembang lebih dari seratus persen). Jadi perlu kita isi  dengan 1 liter saja saat berbuka (2/3 volume lambung).
  8. Berpuasa untuk mendapat gelar takwa (QS. Al-Baqarah: 183). Dengan puasa kita bersyukur, dengan puasa kita lebih peduli dengan orang yang mengalami kesusahan. Dengan puasa kita lebih bersabar an banyak istigfar. Dengan berpuasa kita lebih dekat dengan Allah Swt. Dekat dengan Allah membuat kita kuat menghadapi ujian kesulitan dan ujian kenikmatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun