Mohon tunggu...
Elizhabet Elzha
Elizhabet Elzha Mohon Tunggu... Penulis -

#travellerkembangtebu yang mengabdikan diri pada netbook sebagai #Pekerjatekskomersial di http://www.elzha09.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kiprah Pahlawan "Zaman Now" Lawan Demam Berdarah Dengue

10 November 2017   12:33 Diperbarui: 10 November 2017   12:43 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Huda sedang melihat ciri-ciri nyamuk aedes aegypti di Lab. Insektarium EDP Jogja. Dok.pri

 

"Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya," ucap Kusno-nama kecil Soekarno.

Keluasan dan kekayaan alam Indonesia menyuguhkan dua hal, keindahan dan tantangan. Salah satu adalah Indonesia menjadi negara nomor 2 dengan penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah Brazil versi WHO. Hanya negara tropislah yang akan mengalami serangan DBD karena ini terkait dengan karakteristik nyamuk penyebar virus dengue, yaitu Aedes Aegypti.

Sore itu, Jogja diguyur hujan. Kamis, 9 Nopember 2017 bersama dengan jejaring netizen Jogja yang terdiri dari komunitas Genpi Jogja, Duta Damai Jogja, Malamuseum, dan Kompasianer Jogja, saya berkesempatan belajar di insektarium Eliminate Dengue Project Indonesia lebih dikenal dengan EDP Jogja.

November adalah salah satu bulan yang mengalami musim hujan. Musim yang cocok untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Sehingga pada bulan-bulan basah ini rawan bagi setiap orang yang tidak menjaga kebersihan terserang DBD.

Seperti yang kita tahu, sampai detik ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit demam berdarah. Padahal DBD telah mengancam seperempat penduduk bumi atau sekitar 2,5 miliar orang. Berbagai tindakan pun dilakukan untuk menanggulangi DBD di Indonesia diantaranya dengan upaya pengasapan (fogging), penggunaan obat nyamuk bakar/semprot/lotion, namun hasilnya tak signifikan.

Kondisi tersebut membuat gelisah para #PahlawanZamanNow yang tergabung dalam Tim Eliminate Dengue Project Jogja (EDP Jogja) dalam mengembangkan metode alamiah untuk mengurangi penyebaran virus dengue dengan menggunakna bakteri alami bernama wolbachia.

"Wolbachiaadalah bakteri yang mampu menekan replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk sehingga diharapkan dapat menurunkan kemampuan nyamuk untuk menularkan DBD dari satu orang ke orang lain," Warsito Tantowijoyo, Ph.D selaku Entomolog EDP Jogja.

Warsito Tantowijoyo, Ph.D selaku Entomolog EDP Jogja. Dok.pri
Warsito Tantowijoyo, Ph.D selaku Entomolog EDP Jogja. Dok.pri
Bagaimana EDP Jogja bekerja bersama Masyarakat Jogja?

EDP Jogja adalah bagian dari EDP Global sebuah lembaga yang melakukan penelitian teknologi wolbachiadi Australia, Vietnam, Colombia, dan Brazil. Penelitian EDP di Indonesia dilakukan oleh Pusat Kedokteran Tropis , fakultas Kedokteran UGM dan didanai oleh Yayasan Tahija dari Jakarta.

Penelitian ini dimulai sejak 2011 di Jogja sesuai dengan situasi dan kondisi alam dan masyarakat Indonesia dengan studi kelayakan dan keamanan metode wolbachia. Hal yang melatarbelakangi adalah jumlah angka kejadian DBD di Jogja mencapai 28,8 kasus per 100.000 orang di Indonesia (Dinas Kesehatan DIY, 2011).

Menurut Warsito Tantowijoyo, tahap penelitian wolbachia ini di fase III, yaitu melakukan pelepasan nyamuk ber-wolbachia di skala yang luas. Lalu, di fase ini pula kami melakukan studi Aplikasi Wolbachia dalam Eliminasi Dengue (AWED). Studi ini untuk membukitkan apakah metode Wolbachia efektif dalam menurunkan kasus DBD. Teknis studi ini, singkatnya, kami membandingkan kasus DBD yg terjadi di wilayah pelepasan dan pembanding (yang tidak dilepaskan nyamuk ber-Wolbachia).

Pencapaian ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menggali dan menyebarkan informasi. Masyarakat menjadi ujung tombak berjalannya penelitian ini karena dillingkungan masyarakatlah sesungguhnya penelitian ini dilakukan, yaitu dengan menitipkan ember berisi nyamuk berwolbachia.

Mengapa harus wolbachia?

Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat dalam sel tubuh serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui telur. Bakteri ini ditemukan pada lebih dari 60% jensi serangga diantaranya lalat buah, ngengat, capung, kumbang dan nyamuk yang menggigit kita-namun tidak pada nyamuk aedes aegypti yang menularkan DBD.

Namun, wolbachiaini dapat disuntikkan ke dalam tubuh nyamuk aedes aegypti yang negatif wolbachiakemudian ditangkarkan untuk melakukan perkawinan silang di lingkungan bebas, papar Warsito Tanto Wijoyo kepada kami. Nyamuk ber-wolbachia ini sudah tidak bisa menjadi penyebar virus dengue. Sehingga kita tidak perlu lagi melakukan fooging yang hanya membuat mati nyamuk aedes aegypti dewasa dan tentu polusi udara.

Kami pun diajak berkeliling mengenal proses penangkapan hingga penangkaran nyamuk. Pada fase pertama, yaitu pengembangbiakan nyamuk ber-wolbachiayang dilakukan di dalam insektarium.
Fase kedua, yaitu peletakan telur di dalam ember sarang yang dititipkan pada salah satu rumah warga di suatu klaster dengan jarak 50 m antar ember atau berjarak sekitar 4-5 rumah.
fase ketiga, yaitu monitoring wolbachia dengan melakukan penangkapan nyamuk dan membawa ke laboratorium untuk diperiksa apakah sudah terjadi perkawinan silang antara nyamuk ber-wolbachiadengan nyamuk lokal.
Fase keempat, adalah melepas nyamuk ber-wolbachia secara masal.

Hal yang menarik dari kunjungan belajar di Insektarium EDP Jogja  Jl. Podocarpus I, Skip N-14, Yogyakarta, DIY.

Saya berkesempatan mencoba masuk di ruang penangkaran nyamuk dan memberi makan nyamuk. Awalnya, saya pikir memberi makan nyamuk itu seperti ngeloloh burung. Saya lupa kalau nyamuk itu lembut dan suka menghisap darah.

Berhubung darah saya bergolongan O maka sangat digemari oleh nyamuk, kata Pak Warsito. Sebagai relawan pemberi makan nyamuk harus melewati tahap skrining dengan syarat utama bebas DBD dan melengkapi formulir yang telah disediakan. Sebab saya juga agak takut terjangkit DBD maka saya mencoba sarang nyamuk yang telah ber-wolbachia. Berikut adalah proses saya mencoba memberi makan nyamuk.


Pada momentum 10 November sebagai hari pahlawan ini, saya sangat mengapresiasi tim EDP Jogja dalam mengisi kemerdekaan untuk menekan laju angka penderita DBD di Indonesia. Saya sangat berharap lebih banyak lagi masyarakat yang mau berperan aktif untuk menjadi induk semang penangkaran nyamuk ber-wolbachia.

Bagi siapa pun yang ingin mengena lebih dekat Nyamuk ber-wolbachia langsung saja hubungi EDP Jogja. Sebab mereka memiliki program Wolly Mubeng Jogja untuk berbagi pengetahuan tentang ini. Lebih mudahnya follow akun instagram EDPJogja atau hubungi:

Equatori Prabowo
Media and Communication Eliminate Dengue project Yogyakarta
Gedung Pusat Antar Universitas (PAU) Jl. Teknik Utara Barek, DIY 55281
email: edp-yogya@eliiminatedengue.com
telp: 082220000385
web: http://www.eliminatedengue.or.id
fb: EDP Yogya. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun