Mohon tunggu...
Elviza Diana
Elviza Diana Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah kata

Ibu,penulis,jurnalis,dan penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ayo ke Angsoduo "Virtual"di Tengah Pandemi Corona

25 Maret 2020   17:35 Diperbarui: 26 Maret 2020   22:39 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dua bulan sebelum Pandemi Covid 19 merebak, saya dijapri seorang teman lama yang kini berjualan di pasar tradisional angsoduo. Elvidayanti,teman sesama rekan jurnalis,dan dulu juga berkantor di sebuah lembaga konservasi cukup besar di kota Jambi. 

"Kalau mau belanja sayur-sayuran bisa melalui mba," begitu bunyi pesannya.

Mba Via,demikian aku memanggilnya merasa perlu membuka layanan belanja online ke pasar tradisional ini mengaku kerap sedih melihat minimnya minat belanja masyarakat kota Jambi ke pasar tradisional. Dulu sebelum dipindahkan ke bangunan yang lebih bersih dan luas, mereka malah kebanjiran pembeli.

Letak pasar tradisional Angsoduo yang baru ,memang sedikit masuk ke dalam. Ini tidak memungkinkan angkutan kota untuk menurunkan dan mengambil numpang seenaknya. Tapi ini tentu saja mengurangi kemacetan saat angsoduo tumpah ke  jalan raya setiap paginya. 

Kondisi pasar yang baru juga jauh lebih bersih dan teratur,jika dibandingkan yang lama.  Dulu bahkan saya sering terkaget,jika bertemu tikus sebesar kucing di sela-sela lantai kayu pasar yang lama.

Saya selalu memilih belanja di pasar tradisional dikarenakan bahan-bahan masakan yang jauh lebih segar dan tentu saja harganya murah,jika kita bandingkan di supermarket. Agenda belanja biasanya saya lakukan setiap minggu dengan anak-anak sebagai wahana wisata juga. Setelah berbelanja saya dan keluarga akan lanjut membeli sarapan di warung makanan langganan kami.

Tapi setelah melahirkan,dan krucil semakin bertambah. Saya tidak punya pilihan selain belanja di warung dekat rumah. Tidak banyak pilihan belanjaan yang tersedia,selain itu saya tidak bisa membeli bahan masakan lain seperti minta,gula,susu,keju,kacang hijau. Itu artinya saya harus juga ke supermarket untuk melengkapi kebutuhan makanan.

Mendapatkan pesan tersebut,saya sangat girang. Saya cukup memberikan list belanjaan mingguan atau bulanan dan kemudian melakukan transaksi online via transfer bank. Nanti pesanan akan dikirimkan melalui transportasi online. Kalau mau bersabar  ,pesanan malah langsung diantar Mba Via ketika dia pulang berdagang.

Mba Via bukan penjual sayur ,ikan dan bahan kebutuhan pokok di sana. Dia membuka gerai makanan buat para pedagang. Ide nya membuat belanja online ke Angsoduo, tercetus karena kasihan melihat banyak pedagang langganan makannya yang mengeluh barang dagangan mereka tidak habis.

Satu lagi, mba Via membantu pedagang tersebut untuk membersihkan dan mengemas belanjaan konsumen secara bersih dan rapi. Selain melalui pesan pribadi,dia membuka gerai di tokopedia,agar orang-orang yang belum mengenalnya tidak ragu untuk bertransaksi.

"Terimakasih sudah membantu para pedagang di Angsoduo," pesannya setiap saya sudah selesai bertransaksi.

Kini layanan itu semakin dicari konsumen,di tengah pandemi yang melanda hampir 20 hari ini. Apalagi sejak Selasa, 24/3 ditetapkan satu pasien positif Covid 19 di Jambi. Orang-orang mulai sedikit sadar dan mengurangi aktifitas di tengah keramaian. Tapi bagaimana nasib para pedagang ini? 

" Makin banyak yang belanja online dan para pedagang idak teraso nian Corona ini," katanya ketika mengantarkan pesanan belanjaan saya.

Uniknya belanja online versi mba Via ini,selain harganya yang terjangkau. Kita sering mendapatkan bonus-bonus dari para pedagang tersebut. Seperti kemarin saya mendapatkan satu bungkus besar jeruk nipis dan satu ikat sayur sawi hijau. 

"Bonus dari Bang Doni," katanya menyebutkan salah satu nama penjual Ikan dan Sotong langganannya.

Kita memang sepakat melakukan minimalisir jarak fisik untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19 tapi tidak interaksi sosial dan penghidupan bagi para pedagang,transportasi online dan lainnya. Mereka butuh penghasilan untuk terus hidup. 

"Aku selalu cerewet sediakan sabun dan air keran di depan warung. Sebelum mereka makan aku berulang-ulang ingatkan pedagang untuk cuci tangan.Terkenal cerewet aku di sano," sebutnya sembari tersenyum.

Sehat-sehat selalu  mba Via, sehat-sehat selalu pedagang,sehat-sehat selalu semua orang yang tidak punya pilihan untuk berdiam diri di rumah. Kalian bekerja agar kami tetap bisa di rumah dengan makanan sehat dan bergizi.Terimakasih dan salam hormat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun