Mohon tunggu...
Elvina Desti Saputri
Elvina Desti Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan Bahasa Inggris 2018, Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

(Opini) Kurangnya Perhatian terhadap Peralatan Perang, KRI Nanggala 402 yang Dinyatakan Tenggelam

7 Mei 2021   21:51 Diperbarui: 7 Mei 2021   21:55 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KRI Nanggala - 402 telah mengalami hilang kontak setelah melakukan latihan penembakan torpedo di perairan utara pulau Bali pada Rabu, 21 April 2021. Kapal selam tersebut diketahui membawa 53 orang yang terdiri dari 49 awak, 1 komandan, dan 3 spesialis senjata. Setelah dilakukan proses pencarian selama kurang lebih 3 hari, KRI Nanggala - 402 tersebut dinyatakan tenggelam oleh TNI AL RI pada Sabtu, 24 April 2021. Tragedi tenggelamnya kapal selam tersebut menimbulkan duka yang mendalam dan sekaligus menjadi kapal selam pertama yang tenggelam di lautan Indonesia.

KRI Nanggala - 402 dinyatakan tenggelam di kedalaman 838 meter jauh dari batas kedalaman maksimum kapal selam tersebut, yaitu pada kedalaman 500 meter. Kapal selam tersebut juga dinyatakan terbelah terbelah menjadi tiga bagian saat ditemukan dalam pencarian. Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti tenggelamnya kapal selam tersebut, namun diduga kuat karena faktor alam atau tekanan arus bawah laut yang cukup kuat. Opini lain menyebutkan bahwa kapal selam tersebut tenggelam akibat faktor usianya yang sudah cukup tua sehingga tidak layak lagi digunakan, hingga akibat kurangnya cadangan oksigen dalam kapal selam tersebut, dan lain sebagainya.

Kapal selam milik TNI AL Indonesia yang merupakan buatan Jerman tersebut diketahui telah mulai aktif digunakan sejak 1981. Artinya, kapal tersebut telah digunakan selama hampir 40 tahun. Meskipun TNI AL menyatakan bahwa KRI Nanggala 402 masih layak beroperasi, kondisi suatu alat senjata seperti kapal selam tentu akan mengalami kerusakan karena faktor usia. Pihak Jerman menyebutkan bahwa kapal selam jenis serupa dengan KRI Nanggala 402 saat ini telah tidak lagi digunakan di wilayah mereka dan telah digantikan oleh kapal selam jenis terbaru. Seharusnya, pemerintah Indonesia lebih memperhatikan usia peralatan militer yang digunakan.

Setelah tenggelamnya KRI Nanggala 402, saat ini Indonesia hanya memiliki 4 kapal selam. Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402, menjadi peringatan bagi pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan peralatan perang khususnya di bidang perairan atau maritim. Pemerintah Indonesia masih berusaha untuk melengkapi kebutuhan alat perang khususnya di bidang maritim. Pemerintah Indonesia memiliki keinginan untuk memiliki kapal selam setidaknya sebanyak satu lusin, mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang cukup luas. Namun, masalah anggaran atau pendanaan menjadi salah satu penyebab kurangnya perhatian terhadap peralatan perang Indonesia. 

Pendanaan untuk armada laut Indonesia masih sangat minim. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang luas, anggaran dan pendanaan tidak hanya berfokus pada bidang militer, masih terdapat bidang masyarakat, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Terlebih lagi, saat ini kondisi militer Indonesia masih terbilang cukup aman, sehingga Indonesia lebih mengutamakan pada bidang yang lebih penting saat ini seperti bidang kesehatan khususnya selama masa pandemi Covid-19, bidang ekonomi, dan pendidikan.

Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti tenggelamnya KRI Nanggala 402, namun diduga akibat tekanan arus dalam lautan yang cukup kuat hingga membuat kapal terbelah menjadi 3 bagian. Tenggelamnya kapal selam tersebut menjadi teguran bagi pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan peralatan perang Indonesia khususnya di bidang maritim. Kapal selam KRI Nanggala 402 yang diketahui telah berusia lebih dari 40 tahun tersebut ditakdirkan untuk menjalankan misi terakhirnya dalam pengabdian yang abadi. 

"Sejatinya mereka tidak hilang, tidak juga tenggelam, mereka hanya pergi untuk patroli abadi."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun