Mohon tunggu...
Elthaf Albi Al Aufa
Elthaf Albi Al Aufa Mohon Tunggu... Guru - berusaha menjadi insan yang baik dan bijaksana

konsisten terhadap kehidupan walaupun hanya 1% peningkatan akan tetapi itu lebih bermankna.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kontribusi Rashid Al-Din dalam Pengembangan Sidik Jari

5 Januari 2020   14:15 Diperbarui: 5 Januari 2020   14:26 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
historica.fandom.com

2.)  Kedisiplinan dalam hal mematuhi jadwal belajar mengajar selain dilihat dari kualitasnya, kehadiran juga merupakan suatu hal yang amat penting. Sistem absensi (Attendence System) sudah banyak digunakan yang telah berkembang dengan bantuan menggunakan software untuk mengisi data kehadiran suatu komunitas, kelompok, maupun instansi.

Mesin ini memiliki kapasitas memori besar  dilengkapi fitur canggih seperti USB, flashdisk, web server, schedule bell, SMS massage, workcode, function key, dan lain-lain. Alat ini dengan teknik pola sidik jari yang direkam atau discan dengan menggunakan cahaya (fingerprint scanner) dengan diletakkannya kamera digital disetiap ujung jari disebut permukaan sentuh (scan area), hasil pantulan cahaya yang menerangi permukaan ujung jari ditangkap oleh alat penerima dan disimpan dalam memori scanning.

Setelah itu hasil rekaman sidik jari diproses dan dibuatkan daftar pola fitur sidik jari yang unik (minutiae) yang kemudian disimpan di dalam data base. Pada saat identifikasi pola unik (minutiae) akan dicocokan hasil scan.

Biografi Rashid Al-Din

Rashid Al-Din Hamadani lahir pada tahun 1247di kota Hamadan di negri Iran. Beliau merupakan putra dari seorang apoteker dan dari keluarga seorang Yahudi. Lalu ia belajar kedokteran dan bergabung dengan kaisar Ilkhan dan pada tahun 1304 ia menjadi seorang wazir kaisar Ilkhan. Dia dengan cepat mendapatkan kepentingan politik yang bertanggung jawab untuk membangun sistem sosial yang stabil di Iran.

Setelah ada kehancuran invasi mongol dan melindungi seluruh arsitektur terpenting yang ada dan dia juga menarik para mahasiswa dan para sarjana di Universitas Rab'-e Rashidi untuk memperbanyak menerbitkan karyanya.

Pada akhirnya Rashid Al-Din beliau masuk Islam sekitar usia 30 tahun. Ia juga merupakan seorang penulis produktif yang paling terkenal karyanya ialah kitab Jami' At-Tawarikh yang dimana kitab itu ditulis oleh Rashid Al-Din dengan meggunakan bahasa Mongol Ilkate. Pada tahun 1247 -- 1318  yaitu pada awal abad ke-14. Bagian yang masih bertahan kemungkinan sekitar 400 halaman dengan versi bahasa Persia dan Arab. Karya tersebut menggambarkan budaya dan peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah dunia. Mulai dari Tiongkok hingga Eropa dan mencakup sejarah Mongol.

Dikompilasi pada tahun 1310 Rashid Al-Din memiliki property diseluruh Iran Tengah sampai Barat dan wakaf terbesarnya adalah Rab'-e Rashidi ditabriz. Setelah kematian Gazan pada tahun 1304 Oljaitu sebagai penggantinya meminta Rashid Al-Din untuk menulis seluruh sejarah dunia dan menyebarkan karyanya hingga selesailah karya itu dari tahun 1306 -- 1311.

Sejarah Perkembangan Sidik Jari

 Sidik jari telah ditemukan di berbagai penjuru dunia pada zaman kuno, seperti adanya bukti-bukti yang ditemukan pada tablet tanah liat, segel, tembikar babilonia kuno dan dinding makam Mesir, Minoan, Yunani, dan Cina. Pada tahun 200 SM di Babel sidik jari pun digunakan sebagai tanda tangan pada suatu kontrak dan di zaman Cina kuno para pejabat pemerintah mereka mengesahkan suatu berkas dokumen dengan sidik jarinya. Pada tahun 851 M, Abu Zaid Hasan merupakan seorang pedagang Arab yang melihat dan menyaksikan langsung terhadap orang-orang Cina menggunakan sidik jari untuk membuktikan keaslian dalam pinjam meminjam.

Pada tahun 1792 -- 1750 SM, Raja Babilonia menangkap orang-orang untuk diambil sidik jarinya oleh para pejabat hukum. Pada tahun 1247 -- 1318 di dalam kitab Jami' At-Tawarikh seorang tabib Iran yang bernama Rashid Al-Din Hamadani beliau juga melakukan praktik terhadap orang-orang Tiongkok dalam mengidentifikasi sidik jari mereka dan beliau berkata:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun