Mohon tunggu...
Elite Rev.
Elite Rev. Mohon Tunggu... -

Teriakan Hati Kecil Yang Terdalam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelud: Soekarno dan Capres 2014

16 Februari 2014   01:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392464847596011381


Sumber Gambar: detik.com


Letusan Gunung Kelud menyimpan berbagai kisah mitos di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa, seperti kisah mengenai terkuburnya keris empu gandring sampai kisah terkuburnya Jatasura.


Mitos yang sering diceritakan pada abad 20, adalah mengenai fenomena kelahiran Soekarno "sang putra fajar" pada 6 Juni 1901 yang terlahir dengan sebelumnya ditandai oleh meletusnya Gunung Kelud pada 22-23 Mei 1901.


Gunung Kelud ternyata kembali meletus pada tahun 2014, kisah kelahiran pemimpin Indonesia tersebut menjadi perbincangan banyak orang, dan mengingatkan memory bawah sadar banyak orang terutama yang percaya hubungan antar kejadian mitos, bahwa akan muncul pemimpin yang direstui alam. Adapun sejarah rentetan letusan Gunung Kelud pada abad 20 dapat diurutkan sebagai berikut: 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2014.


Bila mengacu kepada kisah dari Soekarno diatas, bila memang pemimpin Indonesia nanti adalah pemimpin yang berdekatan dengan letusan Gunung Kelud maka yang paling mendekati adalah pemimpin yang terlahir pada tahun 1951 (letusan Kelud pada 31 Agustus 1951), karena orang yang terlahir pada tahun 1919 akan terlalu tua dan 1966, 1990, 2014 akan terlalu muda sehingga tidak memungkinkan.


Setidaknya saya mengidentifikasi 3 orang Capres yang terlahir pada tahun 1951:

1. Surya Dharma Paloh (Kutaraja, Banda Aceh, 16 Juli 1951; 62 tahun)

2. Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan (Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951???; 62 tahun)

3. Let.Jen. (Purn) Prabowo Subianto (Jakarta, 17 Oktober 1951; 62 tahun)

Tambahan yang terlahir pada tahun 1966 (letusan Kelud pada 26 April 1966):

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun