Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Bulan bersama Bapak

29 Agustus 2020   07:31 Diperbarui: 29 Agustus 2020   08:43 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: unsplash.com/@pawel_czerwinski

Sore itu hari jumat tanggal 7 agustus 2020, Bapak seharian tidur di kursi dekat pintu kamar bawah. Sorenya sekitar jam 5 sore-an ia ke wc. Seperti biasa kalau Bapak ke wc akan sangat lama, katanya di wc ia duduk sebentar karena pusing. 

Keluar wc bapak nyaris pingsan . Langsung di bopongnya sama Ibu, adik saya yang paling kecil meletakan tangannya dilubang hidung bapak "Masih bernapas" katanya. Melihat adik saya bertingkah seperti itu saya tersinggung, langsung ku tepiskan tangannya dari hidung Bapak. 

Ia marah kenapa saya bertindak seperti itu. Saya tidak menjelaskan alasannya, dalam hati saya marah, saya tersinggung seolah-olah bapak sedang menuju ajal. Saya tidak terima itu, saya yakin Bapak akan sembuh!!.

Tapi jauh didalam hati saya gemetar ketakutan, entah mengapa hati kecil saya mengatakan bahwa waktu Bapak memang tidak banyak lagi. Tapi lagi-lagi saya menepisnya, Ibu dan saya membopong Bapak kedalam kamar. 

Aku dan ibu memutuskan sehabis magrib  bahwa walaupun Bapak menolak untuk dibawah kerumah sakit kami akan tetap membawanya!. Setelah itu saya melanjutkan memasak, menumbuk cabe dengan tangan gemetar dan menahan air mata.

Sehabis magrib Ibu saya berbicara dengan Bapak perihal akan membawanya kerumah sakit provinsi. Tapi Bapak malah menjawab katanya tidak usah repot-repot, walaupun di bawa kerumah sakit dia tetap akan Pulang (meninggal), mendengar itu ibu marah.


Selama dua bulan saya dirumah Bapak memang sering ngomong aneh-aneh. Seolah-olah ia sudah tahu  perihal waktunya tidak banyak lagi. Katanya sebentar lagi dia akan pulang, sudah ada yang menjemput tapi masih ada satu orang lagi yang belum mengizinkan. 

Bapak juga bercerita ia sudah dikunjungi orang-orang terdekatnya yang sudah duluan meninggal. Karena itulah selama dua bulan bersama Bapak saya berusaha menghindar untuk berbicara panjang kepada Bapak, karena saya tidak ingin mendengar ceritanya yang mengarah kepada kematian.

Sekitar pukul 9 malam, ketika semua persiapan kerumah sakit selesai saya masuk ke kamar Bapak. Melihat saya masuk Bapak berbicara, Bapak menyuruh saya membuat BPJS Kesehatan dan katanya simpanlah semua barang-barang. 

Mendengar perkataan Bapak seperti itu saya langsung meng-iakan saja dan saya langsung keluar kamar. Saya tidak ingin mendengar kata-kata tentang Pulang lagi (Meninggal).

Sabtu pagi saya bangun dengan semangat yang dibuat-buat, saya memasak, merapikan rumah. Sekitar jam 9 pagi, tetangga saya berteriak memberi tahu bahwa anaknya yang juga turut mengantar Bapak kerumah sakit mengatakan bahwa Bapak saya sudah meninggal. Mendengar itu saya seperti tidak berpijak lagi ditanah. Tidak percaya Bapak begitu cepat meninggalkan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun