Mohon tunggu...
Elly Maria Silalahi
Elly Maria Silalahi Mohon Tunggu... profesional -

I'm a woman who wants to live in peace among different tribes, races and religions. cause the differences were created by God will lead the beauty of harmonization in the earth

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kenapa Wisatawan Asing Suka Datang ke Thailand? (1 Trip 3 Country)

21 November 2014   07:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:15 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14165369941057132611

[caption id="attachment_376987" align="aligncenter" width="630" caption="Kuil Wat Arun di Bangkok, Thailand. (Shutterstock)"][/caption]

"Sa-wat-dee" dan  "korb-koon-kha" atau "korb - koon -krub" yang artinya "hello" dan "terima kasih", merupakan   kata-kata yang  tidak asing didengar bila kita menginjak bumi Thailand. Kata-kata yang enak didengar dan halus tutur kata karena irama suara agak mendayu. Tulisan ini sebagai lanjutan tulisan tentang denda bagasi di Changi Airport Singapore.  Pukul 19.00 malam tiba di Phuket Airport International setelah satu jam di pesawat dari Changi Airport Singapore. (baca juga Hati-hati Denda Bagasi S$50 di Changi Airport Singapore (1 Trip 3 Country). Dari bandara sudah ada penjemput bernama Ladda, seorang wanita Thailand muslim yang terkenal bagi orang Indonesia, karena banyak direkomendasikan para wisatawan Indonesia, dan pintar sedikit berbahasa Indonesia, mengantar ke Capsule & Sauna Hostel di daerah Bangla Road.

Begitu keluar dari bandara, Phuket seperti Bali, jalan-jalannya, bangunan-bangunannya, dan suasananya, serasa di negeri sendiri. Namun begitu sampai di lokasi hostel yang terletak persis di tengah-tengah Bangla Road... wow... ternyata suasana riuh kehidupan malam... dunia para lelaki karena di mana-mana cewek-cewek cantik dan mulus berliuk-liuk di area terbuka club atau restaurant, mengingatkan Legian Bali, namun di sini lebih berani. Sepanjang Bangla Road ini yang terlihat para wisatawan asing dari berbagai negara. Bangla Road diselimuti ribuan wisatawan, ada yang duduk, ngobrol, makan hingga sekedar jalan sepanjang jalan dengan dentuman hingar-bingar musik duniawi yang membuat malam makin panjang.

Esok pagi, penjemput dari travel di Phuket menjemput tamu-tamu dari Hotel ke Phi Phi Island atau James Bond Island, mengantarkan ribuan wisatawan ke area wisata dengan mobil-mobil besar untuk sekitar 14 seat menuju port-port kecil menuju pulau impian. Di Phi Phi Island dan James Bond Island, wisatawan dimanjakan dengan pemandangan indah pantai dan bukit, yang sebenarnya tidak lebih bagus dari pulau, pantai dan bukit yang ada di Indonesia. Para wisatawan diservis dengan pelayanan yang ramah dan memuaskan dengan sedikit jokes dari pemandu yang rata-rata lelaki kemayu alias transgender. Setiap selesai menikmati renang, snorkling dan jalan-jalan di pantai, wisatawan disuguhi biskut dan buah serta air minum mineral dan air soda sepuasnya. Sorenya para tamu diantar sesuai tempat menginap.

Mengapa wisatawan asing demen dengan kota Wat ini? Apa yang membuat para wisatawan asing berjubel-jubel datang ke Thailand? Pemandangan serupa ketika kita mengunjungi kota yang berbeda dengan Phuket dan Pattaya, kota yang lebih berbudaya dan beradab Timur seperti kota Chiang Mai dan Chiang Rai, sebelah utara Thailand yang terkenal sejuk karena di area pegunungan. Di kota ini tidak kita lihat wanita Thailand berbusana minim, tapi wanita-wanita cantik yang langsing dan putih. Kota Chiang Mai dan Chiang Rai seperti Kota Bandung dan Bogor atau Malang yang sejuk. Travel di kota ini pun hampir sama dengan Phuket dan Pattaya, setiap pagi menjemput tamu-tamu hotel menuju Chiang Rai dan Golden Triangle yang merupakan perbatasan atau Border Myanmar, Thailand dan Laos, serta melintasi sungai yang terkenal yang bisa mengantar ke perbatasan Cina, yaitu sungai Mekong. Semua tujuan wisata di Thailand selalu disajikan makan siang di area wisata, yang merupakan paket dari tujuan wisata tersebut.

Ada beberapa hal yang patut kita contoh adalah:

1. Tujuan wisata yang sudah teroganisir dengan baik. Setiap hari ribuan mobil bagai semut ke setiap kota-kota wisata mengantar para wisatawan dari hotel ke tujuan wisata dan kembali ke hotel lagi dengan baik, rapi, tidak ada persaingan merebut tamu, semua terkoordinir dengan baik, mulai dari petugas hotel, tour guide, penjaja soevenir, rumah makan hingga polisi atau penjagaan. Tentunya ini dapat terlaksana karena semua mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku. Dan tentunya ini melibatkan pemda setempat dan pihak swasta penyelenggara tour dan hotel.

2. Wisatawan tidak terganggu dengan penjaja souvenir, yang suka menarik-narik agar dibeli, tidak terganggu dengan pengemis dan pengamen, meskipun di Kota Bangkok ada juga pengemis. Ketika berada di area wisata, semua soevenir ditempatkan di suatu tempat dengan harga yang sama, wisatawan yang datang ke area penjualan dan tidak memaksa untuk dibeli. Dan ketika menjajakan barang-barang yang nantinya dibutuhkan seperti topi, sepatu katak, baju renang dan makanan, semua diorganisasi dan ditawarkan oleh 1 orang dan tidak saling berebut menjajakan. Mungkin ada sedikit perbedaan para fotografer area wisata, yang memfoto semua wisatawan yang datang, yang nantinya diminta membeli 100 bath, tapi tetap tidak dengan paksaan.

3. Ketika speedboat wisatawan datang terakhir, para kru speeadboat dengan sigap membantu speeadboat yang datang terakhir dengan memberikan tempat di tengah, sepertinya ada rule tak tertulis kalau wisatawan yang datang harus ditempatkan di tengah-tengah lokasi wisata. Semua saling membantu membawa speeadboad ke tengah tanpa ada rasa marah atau terganggu karena speedboatnya datang di kala semua speeadboad sudah berjejer banyak, sehingga wisatawan yang datang bisa turun ke pantai di area tengah.

4. Kebersihan yang terjaga di area wisata atau kota, tidak ada sampah dan bergeletak di pantai, di jalan atau di mana pun, ini tertib berlaku tidak hanya wisatawan tapi juga bagi para penjual dan penduduk setempat. Sepanjang Kota Phuket, Bangkok, Chiang Mai, Chiang Rai, Mae Sae, semua bersih dari sampah bahkan sampai Sungai Mekong.

5. Keselamatan wisatawan diperhatikan, setiap naik perahu atau speedboat meskipun hanya sebentar, diwajibkan memakai vest life atau pelampung. Dan para supir tidak ijinkan membawa lari mobil melebihi batas kecepatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun