Bandung- Secara mengejutkan, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi. Artinya Indonesia berada di 10 negara terbawah. Hasil ini berdasar pada survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2019.
Staf ahli Menteri dalam Menteri (Mendagri), Suhajar Diantoro mengkonfirmasi dalam Rapat Koordinasi Nasional bidang Perpustakaan tahun 2021. Kepala Perpustakaan Nasional, M. Syarif Bando mengatakan persoalan Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi.
Literasi sendiri merupakan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu objek ilmu pengetahuan. National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai "kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual.
Rendahnya poin literasi di Indonesia menimbulkan kekhawatiran sebab literasi di Indonesia sudah mencapai krisis. Berbagai cara pemerintah lakukan. Mulai dari membuat kebijakan sampai membuat program gebrakan literasi. Namun untuk menghadapi Krisi ini tidak hanya memerlukan peran pemerintah yang intens tetapi perlu pula dukungan dari masyarakat.
 Oleh karenanya, Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka-Pusat Prestasi Nasional Tahun 2020/2021 mendorong para mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2018 untuk menyelenggarakan program literasi dalam dimensi sekolah, keluarga dan masyarakat. Salah satu program yang dibuat tahun ini adalah webinar pendampingan orang tua dengan tema "Cara Seru Belajar Matematika Bersama Anak Di Rumah."
Webinar ini diselenggarakan untuk menjawab keresahan para orang tua yang tidak tahu cara mendampingi anak belajar matematika di rumah. Hasilnya, 8 dari 10 orang tua yang mengikuti webinar ini mengaku puas dengan tips-tips yang diberikan. Harapan kedepannya, dengan meningkatkan kualitas pendampingan orang tua akan meningkat pula kualitas literasi di Indonesia melalui pengembangan literasi literasi anak.