Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gelisah

19 Agustus 2022   11:09 Diperbarui: 19 Agustus 2022   11:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seiring perkembangan zaman, kecanggihan teknologi semakin hari semakin meningkat. Membuat para pengguna gadget setiap hari, semakin dituntut untuk dapat mempergunakannya sesuai dengan tuntutan zaman.

Tiada kata untuk berucap tidak bisa. Tiada kata  untuk menyerah. Semua harus mampu dan bisa, terlepas dari bagaimanapun caranya. Ini adalah sebuah keharusan dan suatu tuntutan zaman yang ada pada masa kini. Makanya tak heran ketika emak-emak, opa-opa dan Oma - Oma begitu piawai saat ini memainkan gawainya di setiap sudut mata pandangan.

Saat ini dunia sudah kebolak balik. Yang tak ada gawai ditertawakan dunia. Mereka cenderung kehilangan info tentang apa yang terjadi. Makanya jangan heran semakin kuat kita ingin berpisah dengan gawai semakin kuat pula magnetnya menarik untuk dimiliki.

TV yang dahulu sangat dipuja, diinginkan oleh semua orang dengan berbagai merek. Saat ini sudah tereliminasi oleh keberadaan gawai yang ada di telapak  tangan kita masing-masing.

Betapa banyak para orang tua gamang dengan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang ada pada saat ini, sehingga berlomba-lomba mengasingkan anak-anak pada dunia pendidikan pesantren yang notabene nya jauh dari pengaruh gawai.

Lalu apakah kita yakin dengan hal itu akan bisa menghindari tangan dan mata anak-anak kita untuk menyentuh gawai ?
Saya kurang yakin dengan hal itu. Karena pada kenyataannya ketika anak-anak kita pulang ke rumahnya masing-masing, malah mau satu harian mereka tanpa henti bergulat dengan yang namanya gawai.

Tidak ada yang salah dengan pendidikan pesantren. Tidak ada yang salah dengan keinginan orang tua. Mantap malah jika bisa anak-anak kita berdiam dan menuntut ilmu di pondok-pondok pesantren.

Tapi hal itu bukan serta merta akan menjauhkan mereka dari gawai. Malah mereka mencuri waktu, biar bisa dekat lagi dengan gawai, karena ini adalah sebuah kebutuhan. Bukan gawai yang butuh kita tapi lebih tepatnya kita yang butuh gawai. Karena banyak hal yang bisa kita lakukan dengan gawai baik bagi dunia pendidikan maupun info dari luar pendidikan. Terlepas dari pengaruh buruk yang juga tidak sedikit ditimbulkan dari adanya gawai. Saat ini tentu yang memiliki gawai yang akan menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun