Mohon tunggu...
Kholisatun Nurul Elma
Kholisatun Nurul Elma Mohon Tunggu... Mahasiswa - stay positive, but not in covid

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 21107030053

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Uniknya Pasar Papringan Ngadiprono, Bayar Makan Nggak Pakai Uang?

27 Februari 2022   12:08 Diperbarui: 27 Februari 2022   12:10 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Papringan Ngadiprono (sumber : bapermulu.com)

            Saat mendengar kata pasar, mungkin yang terbesit di kepalamu adalah kotor, bau, becek, ramai, berdesak-desakan dan masih banyak lagi. Namun, setelah kamu datang ke Pasar Papringan, pemikiran tersebut pasti akan berbeda. Pasar Papringan adalah pasar tradisional yang akan mengajak para pengunjung merasakan sensasi kembali ke masa lalu seperti mesin waktu.

            Digagas pertama kali oleh Singgih Susilo Kartono, Pasar Papringan merupakan program pengembangan desa yang dijalani oleh komunitas Spedagi (Sepeda pagi) yang ada di Dusun Ngadiprono, Temanggung, Jawa Tengah.

            Awal mula berdirinya komunitas Spedagi (Sepeda pagi) karena kondisi kesehatan Singgih Susilo Kartono yang kurang baik. Kemudian beliau memutuskan untuk mendirikan komunitas tersebut demi meningkatkan kesehatannya. Adapun kegiatan dari komunitas Spedagi adalah bersepeda. Komunitas Spedagi biasanya bersepeda melewati desa-desa yang masih asri dengan papringannya. Namun sayangnya, papringan tersebut sebagian besar masih terbengkalai dan belum bisa dimanfaatkan dengan baik dan optimal.

            Singgih Susilo Kartono melihat papringan memiliki potensi sumber daya melimpah dan sumber daya material yang berguna di masa depan. Selain itu, pohon bambu itu sendiri sangat multifungsi dalam berbagai hal seperti konstruksi, aplikasi produk yang beraneka ragam dan masih banyak lagi. Dengan alasan tersebut dan beberapa alasan lain, ahirnya Singgih mengembangkan potensi yang ada dengan mendirikan "Pasar Papringan". Pasar Papringan inilah yang mengantarkannya menerima penghargaan Kick Andy Hero's.

            Sempat libur selama masa pandemi, Pasar Papringan kini resmi dibuka kembali. Penutupan pasar dilakukan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan langkah antisipasi terhadap risiko penularan virus corona (covid-19). Pasar Papringan Ngadiprono libur hampir 2 tahun lamanya sejak Minggu Wage, 29 Maret 2020 dan kembali dibuka pada Minggu Wage, 27 Februari 2022. Untuk berkunjung ke Pasar Papringan setelah pandemi, ada beberapa hal yang harus kita ketahui, seperti :

Dimana lokasinya?

            Tepatnya, Pasar Papringan Ngadiprono terletak di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Namun sebelumnya, pasar ini terletak di Desa Kandangan sebelum ahirnya berpidah tempat.

Bagaimana rute perjalanan menuju kesana?

            Untuk sampai di Pasar Papringan, dari pusat kota kurang lebih sejauh 11 km. Dari Temanggung kita menuju Kecamatan Kedu. Setelah sampai di perempatan Pasar Kedu, belok kanan lurus mengikuti jalan hingga sampai lokasi. Perjalanan menuju lokasi cukup mudah karena di beberapa sudut jalan terdapat papan penunjuk. Sebelum sampai di lokasi, terdapat parkiran untuk pengunjung. Lokasi parkiran itu sendiri bisa dibilang cukup jauh dengan lokasi pasar, namun masih bisa di tempuh dengan jalan kaki. Untuk sampai di lokasi pasar, para pengunjung masih harus berjalan melewati perkampungan dan kawasan rerimbunan pohon bambu untuk pada ahirnya tiba di lokasi tujuan.

Mengapa dikatakan unik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun