Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nenek Gambreng Hidup Frugal Living Tapi Happy, Emangnya Bisa ?

14 Juni 2025   11:05 Diperbarui: 14 Juni 2025   12:32 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jelas Bukan Tangan Saya, Tangan seorang Nenek Yang Bahagia (Sumber Foto: Pixabay)

Hayo bisa gak? Bisa dong. Ya tergantung level frugal livingnya seperti apa, gak juga sampe tega nyeduh kopi pakai air bekas merebus telor (huek, gimana rasanya ya). 

Bagian paling membagongkannya, nenek gambreng itu adalah saya sodara-sodara hehehe. Ya, sejuk pensiun dan memasuki masa jelang lansia, saya sudah memproklamirkan diri saya sebagai seorang nenek. 

Gambrengnya? Ya tercetus di pikiran begitu saja. Mungkin karena saya suka apa adanya, kalau tensi sedang naik agak pemarah tapi saya jujur seperti kacang ijo, juga lucu dan suka menabung, cie.

Kembali ke hidup frugal living, saya kira itu karena pengalaman hidup saya mengajarkan banyak hal. Semua orang selama dia orang yang sederhana dan membumi, selama dia gak punya harta 7 turunan, selama dia senang berbagi dengan sesama meski dia gak kaya tadi, selama dia gak suka flexing dan hedonis, maka hidup frugal living adalah kunci kenyamanan dan terhindar dari malapetaka,

Lanjut ya.  Makan sederhana di rumah saja, entah masak sendiri atau beli di warung. Ngopi, lebih sering di rumah bikin sendiri. Tenang, sesekali makan dan jajan di luar kalau memang perlu.

Traveling, sesekali saja kalau memang sudah muak banget dan perlu mood booster. Belanja-belanja dikurangi untuk hal sangat penting saja. 

Bisa Happy emang ? Bisa dong. Saya masih bisa traveling kalau memang butuh. Saya masih bisa beli buku bagus dan menikmati kenikmatan baca buku keren saat sunrise atau sunset di mana saja. He, di pantai atau gunung atau pelosok desa yang bersahaja.

Masih bisa berbagi sedikit-sedikit ke yang membutuhkan di sekitar saya tinggal yang saya utamakan keluarga dan karib.

Bahagia kan itu letaknya di hati kan kan. Terlalu jomplang antara ekspektasi dan realita akan membuat sedih gusar lalu gak bahagia. Jadi kalem saja. Suasana hati dikontrol (kalau seusia saya masih gak bisa ngontrol, perlu mundur tahun hihi). Gak usah gubris omongan orang, apalagi standar orang. 

Bahagia dengan apa yang ada. Semua terletak di rasa  syukur  kita. Rezekimu sudah ada takarannya. Apa yang menjadi milikmu tidak akan berpaling darimu. Apa yang bukan milikmu dengan segala cara akan berlari darimu. Kata-kata bijak Khalifah Ali bin Abi Thalib. Jadi kalem, semua ada lintasannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun