Hayo bisa gak? Bisa dong. Ya tergantung level frugal livingnya seperti apa, gak juga sampe tega nyeduh kopi pakai air bekas merebus telor (huek, gimana rasanya ya).Â
Bagian paling membagongkannya, nenek gambreng itu adalah saya sodara-sodara hehehe. Ya, sejuk pensiun dan memasuki masa jelang lansia, saya sudah memproklamirkan diri saya sebagai seorang nenek.Â
Gambrengnya? Ya tercetus di pikiran begitu saja. Mungkin karena saya suka apa adanya, kalau tensi sedang naik agak pemarah tapi saya jujur seperti kacang ijo, juga lucu dan suka menabung, cie.
Kembali ke hidup frugal living, saya kira itu karena pengalaman hidup saya mengajarkan banyak hal. Semua orang selama dia orang yang sederhana dan membumi, selama dia gak punya harta 7 turunan, selama dia senang berbagi dengan sesama meski dia gak kaya tadi, selama dia gak suka flexing dan hedonis, maka hidup frugal living adalah kunci kenyamanan dan terhindar dari malapetaka,
Lanjut ya. Â Makan sederhana di rumah saja, entah masak sendiri atau beli di warung. Ngopi, lebih sering di rumah bikin sendiri. Tenang, sesekali makan dan jajan di luar kalau memang perlu.
Traveling, sesekali saja kalau memang sudah muak banget dan perlu mood booster. Belanja-belanja dikurangi untuk hal sangat penting saja.Â
Bisa Happy emang ? Bisa dong. Saya masih bisa traveling kalau memang butuh. Saya masih bisa beli buku bagus dan menikmati kenikmatan baca buku keren saat sunrise atau sunset di mana saja. He, di pantai atau gunung atau pelosok desa yang bersahaja.
Masih bisa berbagi sedikit-sedikit ke yang membutuhkan di sekitar saya tinggal yang saya utamakan keluarga dan karib.
Bahagia kan itu letaknya di hati kan kan. Terlalu jomplang antara ekspektasi dan realita akan membuat sedih gusar lalu gak bahagia. Jadi kalem saja. Suasana hati dikontrol (kalau seusia saya masih gak bisa ngontrol, perlu mundur tahun hihi). Gak usah gubris omongan orang, apalagi standar orang.Â
Bahagia dengan apa yang ada. Semua terletak di rasa  syukur  kita. Rezekimu sudah ada takarannya. Apa yang menjadi milikmu tidak akan berpaling darimu. Apa yang bukan milikmu dengan segala cara akan berlari darimu. Kata-kata bijak Khalifah Ali bin Abi Thalib. Jadi kalem, semua ada lintasannya.Â