Himbauan ini utamanya ditujukan kepada perempuan muda yang rata-rata memiliki aplikasi transportasi online di smartphone-nya. Hampir seminggu yang lalu, jagad sosial media di smartphone saya (grup Whastapp dan IG) dipenuhi oleh berita hilangnya pengemudi taksi online dan sampai hari ini korban belum ditemukan.Â
Ketika kemarin saya menggunakan taksi online, maka sebagai seorang ibu yang ramah (huehehe, hueks), saya biasa ngobrol dengan pengemudi transportasi online tersebut.Â
Obrolan yang mengalir lancar, dari perang twitwar terkait Pilpres 2019  soal pemuja 01 vs 02, sampai ke kasus hilangnya pengemudi online di Palembang sekitar 6 hari yang lalu, yang wajahnya saya ingat sekali gara-gara seringnya berita tersebut dibroadcast di grup-grup WA.
Beginilah sebagian obrolan tersebut,Â
"Ibu, jangan sekali-sekali mau diminta orang pesan Go-Car/Go-Jek sama orang yang gak dikenal..."
"Kejadian hilangnya pengemudi online di kota kita ini, pesanannya dari akun orang lain..."
"Seorang cewek, sedang berada di rumah makan, didekati 3 orang lelaki minta dibantu memesankan gocar..."
"Sampai hari ini cewek itu masih jadi tahanan rumah di Polda loh bu. Katanya sampai pelaku ditemukan..."
Kasus tersebut sedang ditangani Polda Sumatera Selatan, bahkan teman-teman sejawat korban sesama pengemudi taksi online di Palembang. Info dari pelacakan titik GPS yang terpantau, Sofyan terakhir diketahui berada di Betung. Saya terperangah, penting juga bagi pengemudi taksi online untuk menjalin komunikasi dengan sesama pengemudi. Entah share lokasi, entah saling info di mana kondisi jalan macet dan lain sebagainya.
Saya pernah juga meminta bantuan perempuan yang tidak saya kenal, minta dipesankan taksi online saat event Asian Games lalu. Kebetulan handphone saya baterainya habis. Yah, saya dekati panitia, tepatnya relawan Asian Games. Mungkin karena sesama perempuan dan niat saya lurus juga wajah saya wajah orang baik-baik, ya saya dibantu dong. Â
Demikian. Soal pinjam meminjam akun itu, memang bahaya sih. Banyak hal yang tidak boleh saling meminjam. Kebiasaan kita orang timur sering ewuh pekewuh untuk menolak. Hanya, saatnya juga harus tegas. Contoh, jangan pinjamkan sisir anda kepada orang lain, kecuali suami/istri atau anak sendiri. Ketombe bahkan kutu bisa pindah kan bahaya. Jangan pinjamkan pemotong kuku anda kepada orang lain, bisa menularkan penyakit cacingan dsb.Â
Apalagi akun aplikasi pribadi anda. Entah aplikasi taksi online, dan aplikasi apapun. Kalau pesanan itu digunakan untuk tindak kriminal, anda bisa kena getahnya.
Kaum perempuan, apalagi. Jangan pinjamkan akun aplikasi transportasi online anda untuk memesankan orang lain, kecuali Anda kenal. Kenalpun harus hati-hati, apalagi tak dikenal.Â
Modus beberapa kasus kriminal yang korbannya pengemudi taksi online di Palembang beberapa kali dimulai ketika akun perempuan dipinjam para begal untuk memuluskan aksinya. Waspadalah.
Betapa rawannya posisi pengemudi taksi online. Ketika kemudahan mencari nafkah dengan aplikasi pesanan online, harusnya disertai pula dengan tindak pengamanan yang memadai. Entah dipasang radar (sinyal) yang permanent di mobil sehingga dibawa ke mana pun bisa terdeteksi sampai dengan sistem informasi yang memudahkan pengemudi untuk dipantau keberadaannya. Â Â
Begitulah. Semoga Pak Sofyan bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat dan baik-baik saja, amiin. Gaes, kamu pernah didatangi orang tak dikenal meminjam akun aplikasi online? Saatnya waspada.
Salam Kompak selalu. Salam Kompasiana. Salam Nusantara. Salam jangan meminjamkan aplikasi online anda kepada orang lain.
Mau Baca tentang asuransi sambil berwakaf tulisan saya, yuk DISINIÂ
3 Fakta Baru Hilangnya Pengemudi taksi Online di Palembang
Kronologi hilangnya Pengemudi Taksi Online di Palembang