Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Crazy Rich Asians" dalam Sepiring Pangsit dan Sederetan Kartu Mahjong

23 September 2018   13:12 Diperbarui: 23 September 2018   21:05 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menampung ide tulisan ini sambil saya memasak dan merampungkannya seusai memasak.  Maka diantara pindang patin dan sambal tempoyak menu yang tadi saya masak, tulisan ini mengendap di kepala saya. Entah kenapa saya tertohok ingin menulisnya, mungkin karena rasa keAsia-Tenggara-an saya, entahlah. 

Hal yang jelas, kemarin saya menyaksikan film ini bersama suami, setelah nabung selama seminggu,ehm. Judulnya, akhir pekan pasutri yang bahagia ,wew 😊

Pangsit itu makanan tradisional masyakat Tionghoa. Makanan tradisional yang usianya lebih dari 1800 tahun. Pangsit itu makanan super lengkap.  Ada sayuran di dalamnya. Ada ikan, bisa jadi ham babi, ayam, udang atau apapun sebagai pelengkap protein. Karbohidrat,  sudah pasti sebab menggunakan tepung pada kulitnya.

Pangsit juga simbol kemakmuran dan memiliki filosofi sebagai makananan orang kaya. Bentuknya menyerupai koin perak uang kuno yang berbentuk perahu. Konon dahulu begitu. 

Bisa jadi kalau bentuknya kurang metutuk dianggap kurang melambangkan perahu kuno. Terlalu tipis, pasti juga tidak menarik dan bisa dianggap setipis ATM, wkkk. Becanda. Pangsit juga salah satu kuliner yang wajib ada saat Imlek. Semakin banyak orang makan pangsit saat imlek, dianggap rezekinya akan berlimpah di tahun tersebut,  wew. Secara lengkap bisa dibaca DISINI

Maka tradisi membuat dan makan pangsit bersama keluarga diangkat dalam film Crazy Rich Asian ini. Bagaimana Ah Ma (nenek) mengajari anak, menantu, dan para cucu untuk membuat pangsit setelahnya mereka makan bersama.  Kebersamaan keluarga salah satunya adalah saat membuat pangsit ini.

Jadi para menantu harus piawai dan trampil membuat pangsit. Lekukan pinggiran pangsit tidak secantik buatan nenek, bisa jadi tekanan yang menohok hati menantu. Itu terlihat saat Mama Nick Young (diperankan ciamik oleh Michele Yeoh), dianggap Ah Ma asal-asalan membuat pinggiran pangsit. Bayangkan setelah berpuluh tahun jadi menantu, masih belum diterima cara membuat pangsitnya, eleh-eleh. Betapa kuatnya pengaruh pangsit pada hubungan mertua-menantu di film itu, wow.

Tak hanya pangsit, film itu mengangkat juga soal, tradisi menunggu mekarnya  Bunga Wijaya Kesuma yang konon akan membawa keberuntungan bagi yang melihat bunga itu mekar. Entah, saya belum sempat mencari info tentang tradis ini dalam keluarga Keturunan Tionghoa. Tetapi bahwa menyaksikan bunga yang hanya mekar sekitar jam 10-11 malam ini memang sudah jadi mitos di Asia, termasuk Indonesia. 

Film ini ya lumayan keren untuk menyaksikan bagaimana kelakuan para orang kaya di Asia, yang dalam film ini diwakili oleh Singapore. Kevin Kwan si penulis novel berhasil menjual tradisi Asia yang unik hingga juga disukai hollywood di film ini. 

Kisah film ini berawal dari Nick Young, bujangan keren tinggal di Amerika sedang kencan dengan pacarnya yang baru usai memberi kuliah di kampusnya. Nick  yang tahun sebelumnya menolak pulang pada perayaaan Tahun Baru China untuk mewarisi perusahaan ayahnya. Pacar Nick Young seorang Profesor Ekonomi keturunan China juga, Rachel Chu,  yang bermigrasi bersama ibunya ke Amerika sejak ia kecil. Maka Nick mengajak pacarnya Rachel ke Singapore untuk Nick menghadiri pernikahan sahabatnya sekaligus akan dikenalkan ke keluarganya yang tanpa diketahui Rachel rupanya orang kaya pake bingits di Singapore.

Dari sanalah keseruan film ini bermula. Rachel yang menemukan semangat kepo Asia teman dan sejawat Nick. Rachel yang yang harus menghadapi intrik para gadis. mantan Nick.  Belum lagi Rachel Chu yang bertemu calon mertuanya, mama Nick Young yang tegas menolakmya sambil dia berkata,  kamu tak akan pernah pantas menjadi Keluarga Young. 

Bukan karena Rachel tidak kaya tapi karena Rachel dia anggap orang China Amerika yang sudah memiliki watak individualis dan tak mau mengalah dan pasti akan megejar impian. Sementara Mama Nick adalah perempuan yang menurut dia asli memiliki semangat perempuan asia,  maka profesinya sebelum. menikah,  pengacara, dia tinggalkan demi keluarga. 

Katanya film ini sukses meraih box office tertinggi 3 minggu berturut-turut di Amerika. Asia, sudah pasti. Indonesia, yang semangat orangnya sangat tinggi, terutama kepo dan nyinyirnya, seperti saya ini, tak mau ketinggalan dong. Meski saya awalnya tidak tertarik untuk ikut-ikutan nonton film ini, toh menyerah juga juga setelah dikabari teman bahwa Michele Yeoh keren pake bingit main di film itu. Akhirnya saya nonton juga. Yah bagaimana poor asian menonton film crazy rich asian, wew. 

Tata Gambar yang bagus. Pemandangan keren beberapa pulau eksotis saat pesta bujang Teman si Nick Young. Musiknya keren juga. Bayangkan lagu Cant'Falling in love with you jadi pengiring pengantin perempuan melangkahkan kaki pada taman yang dibuat ada telaganya (Wow, kok dulu saya gak kepikiran ya memasuki pelaminan dengan cara begini, wkkkk😊). 

Penonton dimanjakan dengan tata gambar yang apik, musik yang manis, tentu saja dimanjakan semangat keponya untuk melihat kelakukan para Rich Asians.

Setelah itu, hal yang menarik buat saya adalah bagaimana negosiasi Mengalah untuk Menang dilakukan Rachel Wu di meja Mahjong. Saya tertarik dengan bagaimana Rachel Wu menohok calon mertuanya Eleanor Young saat ia mengundang, tepatnya menantang, calon mertuanya yang menolaknya itu dengan main Mahjong. Kedua perempuan itu mahir main Mahjong. 

Tentu saja, mahyong adalah permainan yang sudah jadi tradisi dalam keluarga Tionghoa. Rata-rata perempuan dan laki-laki keturunan China mahir main mahjong. 

usatoday.com
usatoday.com
usatoday.com
usatoday.com
Diantara permainan Mahjong itu, sambil dia menyimpan kartu kemenangan yang masih ditahannya, Rachel berkata,

Kemarin Nick melamar saya...

Jika saya menerimanya, kamu (Calon Ibu Mertuanya) akan merana dan seumur hidup akan membenci saya

Jika saya menolaknya....., Nick akan merana dan seumur hidupnya akan membencimu...

Jangan takut. Saya akan meninggalkan Nick. Saya hanya minta, setelah kejadian dengan saya, semoga tidak ada lagi gadis yang terluka dan mengalah karenamu...

Hening. Hanya mata keduanya saling menatap,

Lalu, prakkkkk, Rachel mengeluarkan dan menampilkan susunan kartu mahyongnya, ia menang.

Film ini tentu saja diakhiri secara Happy ending. Saya kira untuk memuaskan semua orang, terutama penonton macam saya. Dalam pesawat yang akan membawa Rachel Wu dan ibunya pulang ke Amerika, Nick Young datang. 

Dia bersujud melamar Rachel Wu dengan cicin. Bukan cincin sembarang cincin, tapi cincin cincin bertahtakan jamrud berwarna hijau itu. Cincin yang selalu dipakai mama Nick Young, pemberian mertuanya alias Ah Ma.  Cincin itu melambangkan  bahwa lamaran Nick tersebut sudah direstui ibunya. 

Begitulah. Saya cuma mau bilang, diantara nilai 1-10, saya kasih rating 8. Itu karena ide brilian penulisnya Kevin Kwan yang mengangkat tradisi Asia termasuk soal membuat pangsit dan main mahyong di film itu sebagai sesuatu yang  jadi menarik, menjual, disukai dan menghibur semua kalangan. Ditengah kehidupan yang makin egois dan individualis ini. 

Sisanya, film ini menjadi valuable bagi saya karena itu tadi, ada Datok Tan Sri Michele Yeoh, artis Malaysia Kelahiran Ipoh yang memang artis kawakan dan idola saya. 

Salut juga dengan Constance Wu, yang memerankan Rachel Chu, Profesor Ekonomi dari keluarga Imigran Asia di Amerika. Meski usianya 36 tahun  dia mampu bermain apik mengimbangi Nick Young yang masih sangat muda. Eh ada juga tokoh Peik Lin, konon yang main Orang Indonsia asal Suroboyo loh.

Keren. Teman-teman yang belum sempat nonton, ayo nonton. Saya menonton dengan suami, yang rupanya tertidur sebentar saat nonton film ini, alamak. Dia sukanya film laga sih. 

Sumber: Dok.Pribadi
Sumber: Dok.Pribadi
Sumber: Dok.Pribadi
Sumber: Dok.Pribadi
Untunglah, dua cewek di samping saya kelihatanya sama seleranya dengan saya. Meski tidak saling kenal jadi asyik aja nonton di dekat mereka. Sebentar-sebentar mereka berdecak, oh mai gat. Tuh ada teman saya seru-seruan nonton film ini. 

Salam kompak selalu, Salam Kompal. Salam Kompasiana. Salam Nusantara. Salam Crazy Rich, eh, Poor Asian.  

Sumber:Kompal
Sumber:Kompal
  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun