Mohon tunggu...
Ellysaaaaaaaa
Ellysaaaaaaaa Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa - siapa.

Just Writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Benarkah Wanita Selalu Benar?

2 Mei 2020   19:32 Diperbarui: 2 Mei 2020   19:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jum'at, 01 Mei 2020. "Benarkah Wanita selalu Benar?" menjadi Tema berbeda dalam Jum'at Tabaruk kali ini. Banyak sekali kaum adam yang mendengungkan kata bahwa "wanita selalu benar" karena sifat yang mendasari ini menjadikan pria dituntuntut untuk mengerti dan lebih baik mengalah. Alhasil kesalahan ditimpakan hanya untuk kaum pria saja (sepertinya) mengapa bisa dikatakan demikian ?

Seperti yang dituturkan pemateri saudari Henu ada beberapa alasan yang menjadikan wanita selalu benar, diantaranya ialah :

  • Wanita lebih suka dimengerti. Karena apada dsarnya wanita lebih suka untuk dimanja.
  • Lebih peka daripada pria. Karena wanita lebih sering menggunakan hati
  • Ingin diperlakukan istimewa. Segala hal kecil dipertanyaan dari pihak pria
  • Jago bertutur kata. Membuat keharusan untuk pihak pria bisa memiliki seribu alasan
  • Pria lebih suka mengalah. Menyelesaikan segala soal dengan mengalah adalah jalan jitu untuk tidak membuatnya panjang.

Berbeda dengan penuturan saudara Shaufi yang mana menyoal tentang kebenaran wanita yang absolut ini begitu banyak beragam tanggapan. Pertama, Andagium "wanita selalu benar" melahirkan beberapa spekulasi. Bahwa penciptaan andagium diciptakan oleh pria yang mana merasakan betul -- betul bagaimana sikap dan perilaku wanita.

Kedua, andagium tersebut tercipta karena wanita yang ingin selalu dimengerti dan selalu memberikan penjelasan terkait sesuatu terhadap seorang pria. Andagium tersebut sebenarnya lahir dari dua pemahaman yang coba dibangun oleh seorang laki -- laki dan perempuan akan tetapi pemahaman yang mereka bangun itu bersebrangan sehingga mereka mengedepankan ego sektoral yang mereka  miliki untuk kemudian muncullah konflik hubungan seorang wanita dan pria (dalam segala aspek).

Jika ditelaah dari perspektif genderbahwa setiap manusia memiliki strata kehidupan yang sama tidak ada ketimpangan hak yang dimiliki keduanya. Gender kemudian memberikan batasan ruang lingkup yang terdiri dari sosial, ekonomi politik dan pendidikan. Dengan paradigma gender ini kemudian memunculkan konflik antar paradigma.

Paradigma klasik menuntut para lelaki menuntut derajat lebih tinggi daripada wanita. Kemudian paradigmam gender mencoba membangun kesetaraan diantara keduanya. Dan jika hubungan antara wanita dan pria tidak dijalankan dalam satu frame paradigma yang sama maka akan tercipta sebuah konflik yang salah satuanya adalah "wanita selalu benar".

Dengan sifat manja dan lebih suka dimengerti mengharuskan pria untuk bisa memahami. Lantas, apakah pria akan selamanya disalahkan dan wanita selalu dalam posisi benar?

Semua itu terdapat dalam diri pribadi masing -- masing dengan sifat saling memahami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun