Mohon tunggu...
Mbak El
Mbak El Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga, blogger, produsen nugget sayur homemade -

Ibu rumah tangga yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Detik-detik Menegangkan di Libya (Catatan Harian)

22 Februari 2011   15:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12983996921020782741

[caption id="attachment_92614" align="aligncenter" width="610" caption="Ilustrasi/Admin (Reuters)"][/caption] Seminggu sebelumnya, Ahad 13 januari 2011 Kampus terlihat ramai, tidak seperti biasanya. Banyak tentara berjaga-jaga. Karyawan berpakaian rapi, berjas dan berdasi. Malamnya ketua BEM mengumumkan kepada mahasiswa agar berangkat kuliah mengenakan pakaian khas Negara masing-masing. Hemm...ada apa ya? Pikirku waktu itu. Setahuku memang kampusku menjadi tuan rumah pertemuan sufi internasional sekaligus penutupan rangkaian acara peringatan maulid nabi yang biasanya mengundang Negara-negara Islam sedunia. Tapi memang ada yang special hari itu. Pukul 12 semua mahasiswa diwajibkan ke math'am, makan siang. Setelah itu berkumpul di aula kampus mendengar arahan dari rektor tentang penyambutan tamu istimewa yang akan datang hari ini. Sejak pukul 13, kami menunggu dalam ketidakpastian. Tidak ada kejelasan sampai kapan kami harus menunggu komando diperbolehkan pergi ke lokasi. Tidak ada handphone, tidak ada kamera dan semua benda-benda elektronik lainnya, begitu peraturannya. Karena bosan, aku keluar dari kumpulan teman-teman dan melihat keadaan diluar. Ada satu helikopter yang berputar-putar diatas kampus. Entah apa yang dilakukan. Mungkin memeriksa keamanan area sekitar kampus. Tentara dan intel berjaga-jaga disetiap ruas jalan. Pukul 16 semua mahasiswa digiring menuju lokasi penyambutan tamu istimewa tersebut. Beriringan kami berjalan menuju lokasi yang tidak lain adalah lahan yang dulunya kosong di belakang asrama putra. Hanya dalam waktu dua minggu lahan kosong tersebut disulap menjadi stadion yang mampu menampung ribuan orang. Banyak tentara berjaga-jaga, tamu-tamu dari luar Libya juga banyak, apalagi penduduk setempat banyak yang sengaja datang dari pelosok Libya demi menyaksikan dari dekat tamu istimewa yang akan berpidato hari itu, yang tidak lain adalah Qadafi. Kami melewati 3 lapis pintu pengaman. Lapis pertama pintu detector. Semua barang-barang modern seperti handphone dan kamera dilarang dibawa masuk. Lapis kedua dari pihak keamanan negara yang memeriksa tubuh kami. Lapis ketiga kami melewati semacam pintu besi yang terbuka sedikit, yang tidak semua orang boleh memasukinya. Hanya mahasiswi yang diperbolehkan masuk dan bergabung bersama tamu-tamu undangan, para sufi dari berbagai Negara Islam yang mengikuti pertemuan sufi internasional. Di panggung inilah kami akan menyaksikan dari dekat pimpinan tertinggi Libya sekaligus tokoh paling dihormati di Afrika berpidato. Kesempatan langka yang sayang untuk dilewatkan. Tidak sembarang orang bisa melihat dari dekat sosok pemimpin flamboyan itu. Maka tidak heran jika dibawah panggung ribuan orang mengelu-elukan pemimpin kesayangannya itu. Sejak sore massa melantunkan sholawat dan puji-pujian ala sufi menurut tarekat masing-masing. Tidak terlalu jelas apa yang mereka ucapkan. Tapi kepala mereka terus bergoyang mengikuti irama pujian yang dilantunkan. Mendekati maghrib sosok yang selama ini gambarnya banyak kutemui di ruang-ruang kantor, di pinggir-pinggir jalan dan di semua tempat di Libya, akhirnya muncul. Singa Afrika al-muntashir billah, begitulah rakyat menjulukinya. Dari jarak tempat dudukku ditambah ratusan kepala orang yang berdiri menyambutnya, membuatku agak sulit mengamati sosoknya dengan jelas. Orang-orang mengumandangkan takbir ketika Qadafi datang dan naik panggung. Beliau mengenakan pakaian kebesarannya, jubah coklat dan sorban dengan warna yang sama. Serangkaian pidato pernyataan dukungan dan ucapan terimakasih kepada akhi al-qaid moammar al qaddafi disampaikan dari perwakilan tokoh sufi dan perwakilan rakyat. Selain akan berpidato dan menyapa rakyatnya, sang Qaid juga mengislamkan 40 tokoh dan kepala suku dari beberapa Negara Afrika seperti Benin, Nigeria, dan Mali. Beliau menjelaskan tentang kewajiban menjadi muslim, dan alasan mengapa masuk Islam. Secara terhormat beliau pun menyalami satu persatu mualaaf yang mengucapkan syahadat dibawah tuntunannya. Adzan maghrib yang berkumandang sedikit menenangkan ribuan massa yang sejak kedatangan Qadafi meneriakkan yel-yel dukungan mereka. Serentak mereka diam dan mendengarkan adzan. Ini yang aku suka dari orang arab. Sangat menghormati panggilan Tuhan. Pekerjaan apapun akan ditinggalkan ketika adzan berkumandang. Mereka pun lantas berdiri membentuk shaf. Sholat maghrib kali ini terasa begitu istimewa karena diimami langsung oleh kolonel Moammar Qadafi. Setelah sholat maghrib sang kolonel menyampaikan pidatonya sekitar 30 menit, membahas tentang maulid nabi dan kewajiban umat Islam mempertahankan Palestina. Beliau juga menyinggung perkembangan peradaban manusia saat ini. Beliau menggolongkan penduduk bumi ini menjadi empat golongan warna. Warna putih mewakili orang-orang Eropa Barat dan Amerika yang saat ini menguasai dunia. Warna kuning mewakili kultur Budha, Hindu dan Konghuchu. Warna merah mewakili peradaban Rusia dan Eropa Timur yang sekarang sudah melebur dengan warna putih. Sedangkan warna hijau adalah perwakilan Islam. Warna putih adalah yang paling egois diantara semua warna. Mereka hanya menginginkan golongannya saja yang ada dimuka bumi. Mereka adalah musuh semua warna. Mereka selalu memecah belah warna kuning dan hijau. Seperti yang terjadi antara Pakistan dan India yang mengalami konflik tak berujung. Prinsip mereka adalah "divide and rule". Konflik-konflik yang ada di Irak, Afghanistan, Somal, Pakistan, Palestina dan negara-negara islam adalah ulah warna putih. Beliau juga mengingatkan tentang bahaya terorisme. Bahwa terror yang sesungguhnya sedang dilancarkan oleh warna putih terhadap warna hijau dan kuning. Fitnah yang dituduhkan kepada umat Islam setelah kejadian Pentagon semakin menyudutkan umat Islam. Ini adalah kelanjutan dari perang Salib yang sesungguhnya belum berakhir. Beliau menyerukan Negara-negara Islam dan Arab khususnya untuk bersatu melawan Israel, memutuskan hubungan ekonomi dengannya jika tidak bersedia hengkang dari Palestine. Beliau menghimbau pengungsi Palestina untuk kembali ke negaranya, membangun kembali tanah airnya dan hidup berdampingan dengan orang-orang yahudi non zionis. Pidato babe, begitu kami menjuluki pemimpin flamboyant itu disambut dengan pekikan Allahu Akbar dari ribuan massa yang hadir. Dan ketika adzan isya berkumandang, beliau mengakhiri pidatonya dengan mengutip ayat Quran surah As-Shaff ayat 9: Dialah yang mengutus Rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkannya diatas segala agama, meskipun orang-orang musyrik membencinya. Senin, 21 February 2011 pukul 12:00 Feelingku benar. "Sesuatu" yang besar yang kurasakan beberapa hari sebelum angin revolusi berhembus di negeri hijau ternyata inilah jawabannya. Menyusul kabar terakhir yang kubaca di situs surat kabar lokal Quryna.com Sabtu pagi 19 februari yang mengatakan telah jatuh korban 70 orang dari demonstran oposisi di Banghazi. Pagi itu menjadi pagi terakhir hubunganku dengan dunia luar, karena setelah itu jaringan internet terputus sama sekali hingga hari ini dan entah sampai kapan. Telpon dan sms pun sulit. Keluarga tak bisa menghubungi. Menurut keterangan beberapa teman yang sempat ditelpon dari Indonesia, suaranya sudah tidak jelas, putus-putus, bahkan beberapa nomor tidak bisa menghubungi dan dihubungi. Kami seperti hidup dalam gua, tak tahu kabar sama sekali. Pagi ini aku berusaha menenangkan diri, menganggap semua baik-baik saja, karena memang sejauh ini apa yang kulihat tidak seperti yang kudengar. Beruntung kami mahasiswa Indonesia mayoritas tinggal di asrama kampus Kuliyah Dakwah Islamiyah yang jauh dari pusat kota. Peraturan kampus yang ketat yang tidak mengijinkan sembarang orang keluar masuk area kampus, membuat kami sedikit merasa aman dan tidak terpengaruh dengan keadaan luar yang mungkin sudah kisruh. Sampai dikampus aku merasa ada yang tidak beres. Dosen hadits ahkam yang tidak pernah absen masuk kelas meskipun kami sering membolos, kali ini terpaksa absen. Mahasiswa dibiarkan kleleran ngobrol sana sini. Kantor idarah (tata usaha) hanya buka sebentar kemudian tutup. Keadaan di kampus sudah tidak teratur. Ujian terpaksa ditiadakan karena dosen banyak yang tidak hadir. Aku bergabung dengan beberapa mahasiswa Indonesia untuk mengupdate berita. Semalam tersebar sms dari pemerintah bahwa Saiful Islam (putra pertama Qadafi) berpidato mengenai keadaan negara. Dia menyayangkan banyaknya korban sipil yang jatuh sekaligus pemberitaan media yang terkesan berlebihan. Dia mengingatkan rakyat Libya agar tidak terpengaruh dengan pihak asing yang ingin memecah belah rakyat. Kalau keadaan ini tidak segera diatasi akan terjadi perang sipil yang memakan banyak korban. Kabar terakhir yang kuterima sampai pagi ini korban jatuh sudah 104 orang. Dan yang sangat disayangkan demonstrasi yang terjadi di Libya tidak seperti di Mesir, Yaman, Bahrain dan negara tetangga lain. Disini dua kekuatan sipil terpecah antara pendukung Qadafi dan kekuatan yang menginginkan Qadafi turun. Disinyalir kekuatan oposisi berasal dari kelompok Islam garis keras dan musuh-musuh politik Qadafi yang selama 40 tahun bergerak dari luar Libya. Kekuatan mereka akan semakin besar jika pihak asing khususnya Zionis dan Amerika ikut campur, mendorong mereka dari belakang, mengompori untuk terus memberontak, dan diwaktu yang sama membentuk opini publik luar negeri untuk menjatuhkan Qadafi. Akhirnya aku memilih pulang. Melewati kantor penjaga asrama kusempatkan untuk mampir, menanyakan kabar terakhir Libya. Satu hal yang kusesalkan mereka terkesan menutup-nutupi berita dan mengatakan tidak terjadi apa-apa, semua baik-baik saja. Padahal terlihat jelas wajah-wajah tegang mereka. Semua panik. Semua kalut. Hanya berselang 2 jam dari kabar "baik-baik saja" seorang teman datang dengan wajah panik membawa kabar dari ketua KKMI. Pihak kampus telah menginstruksikan semua mahasiswa untuk bersiap-siap dan memanfaatkan semua fasilitas yang masih ada selama 24 jam ke depan. Telpon dan kabari keluarga dirumah selama hubungan telpon masih bisa. Beli semua makanan yang ada di suq kampus selama masih ada makanan yang bisa dibeli. Karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi 24 jam kedepan. Mungkin math'am masih bisa menyediakan makanan hari ini, tapi entah besok. Pak Sanusi (Dubes Indonesia untuk Libya) semalam mengadakan rapat dengan beberapa staff dan mahasiswa senior membahas pengiriman logistik dari Indonesia. Keadaan sudah kacau diluar. Harga bahan-bahan pokok naik, toko-toko tutup, bahkan beberapa bangunan dibakar massa. Kabar burung yang kudengar Qadafi dan keluarganya sudah menyelamatkan diri ke Venezuela, bahkan anaknya Saiful Islam yang selama ini menggantikan posisi ayahnya di kancah politik, semalam berpidato melalui teleconference dari Mesir. Senin 21 Februari 2011 pukul 19:43 Keadaan semakin tidak aman. Berita yang kudengar pun semakin simpang siur tidak karuan. Pihak kuliah memastikan kami aman dikampus, tapi siapa yang bisa menjamin satu juta orang yang mungkin akan menerobos masuk kampus? Pemerintah Malaysia akan menarik warga negaranya besok. Teman-temanku dari Malaysia dan Singapura akan pulang besok pagi. Sedangkan kami? Hemm...entahlah bagaimana nasib kami. Pemerintah Indonesia terkesan tunggu-tunggu. Pak dubes memang sudah menjamin logistic. Tapi siapa yang peduli logistic disaat keadaan sudah tidak aman? Kami hanya ingin jaminan keamanan. Dan saat ini yang ada di pikiran kami para mahasiswi adalah pulang. Kantor-kantor pemerintah banyak yang dibakar. Kantor Al-Madar, salah satu operator telepon Libya sudah terbakar. Benar-benar tidak ada yang bisa menjamin keselamatn kami disini. Apalagi kampus kami milik pemerintah. Bisa dipastikan kampus kami menjadi sasaran berikutnya para demonstran. Teman sekelasku orang Singapore, dia menikah dengan orang Tajikistan yang pernah merasakan perang di negaranya. Dia saja sudah sangat tidak nyaman dengan keadaan Libya dan ingin cepat-cepat pergi dari sini. Apalagi temannya yang orang Libya asli menganjurkan semakin cepat meninggalkan Libya semakin baik. Apalagi yang ditunggu? Qadafi menurut kabar sudah kabur ke Venezuela bersama keluarganya. Anaknya, Saiful Islam sudah berada di Mesir ketika berpidato semalam. Harga bahan makanan melambung, bahkan nyaris habis. Toko-toko tutup. Siapa ynag berani keluar ditengah kondisi mencekam seperti ini? Internet putus. Hubungan telpon sudah sulit sekali. Tidak jelas bagaimana nasib kami disini. Baru sekarang aku merasa uang sama sekali tak berharga. Orang hanya mencari selamat. Orang hanya berpikir apakah besok masih bisa bernapas? Jangankan besok, apakah malam ini aku masih bisa menulis diari seperti ini? Aku tak tahu. Selasa 22 February 2011 pukul 00:15 Kacau. Ribut. Ada kabar yang tersebar bahwa "mereka" sudah sampai Jami'ah Nashir dan memporak porandakan semua. Memperkosa wanita-wanitanya. Oh God! Entah kabar itu berasal dari mana. Aku yang sudah setengah terlelap mendadak bangun mendengar ribut-ribut. Ada yang bilang semua mahasiswi harus selalu siap berpakaian rapi dan berjilbab untuk pergi kapanpun ada instruksi. Ada yang menangis, ada yang berjalan mondar mandir kebingungan. Mendadak semua mahasiswi berinisiatif menurunkan tas dan koper, mengemasi barang-barang mereka. Aku kebingungan, mau apa dan kemana? Kalau memang harus evakuasi tak mungkin membawa koper seberat itu. Minimal hanya barang berharga yang bisa kubawa, laptop dan handphone. Sepertinya akalku sudah mulai tak berfungsi dengan baik. Aku ikut kalut melihat teman-temanku kalut. Aku pun panik dan ketakutan seperti mereka mendengar kabar bohong yang tersebar itu. Apalagi teman-teman mahasiswi Kamboja mendapat laporan dari mahasiswa putranya, mereka melihat dua orang asing masuk kampus. Hemm...sebenarnya kalau dinalar, kalau memang orang asing mereka tak mungkin bisa masuk kampus. Penjagaan diluar ketat. Tak sembarang orang bisa keluar masuk kampus. Tapi begitulah perasaan takut menguasai. Baru malam ini aku benar-benar takut. Takut mati. Takut....ah.... Allah... save us..!! Selasa 22 February 2011 pukul 11:35 Atas nama kebebasan ijinkan kami memberontak. Atas nama demokrasi ijinkan kami merusak. Atas nama persamaan hak ijinkan kami menjarah. Atas nama harga diri ijinkan kami menumpahkan darah. Suara kami nyaris terbungkam selama 40 tahun. Saatnya kini kalian mendengar suara kami. Kemana komite rakyat yang selama ini kalian dengungkan? Mana kebebasan berpendapat yang kalian gemborkan? Ternyata semua itu hanya omong kosong! Negara ini, tanah ini bukan hanya milik satu orang untuk diwariskan. Kami mengiginkan kebebasan. Kami menginginkan perubahan. Kami menuntut demokrasi. Begitulah suara oposisi yang kudengar dari radio pagi ini. Kebebasan? Hanya itu yang kalian inginkan? Shit! Kemana perginya akal kalian orang-orang Libya? Kenapa kalian mudah sekali dihasut? Hanya demi kebebasan yang tidak jelas kalian mengorbankan masa depan anak cucu kalian, mengorbankan sanak saudara kalian yang harus tewas, menumpahkan darah di tanah kelahiran sendiri. Seharusnya kalian berpikir, angin revolusi dan mimpi demokrasi yang dihembuskan barat itu untuk memecah belah negara-negara arab, membuyarkan konsentrasi Negara-negara arab agar tidak lagi memikirkan Palestina. Kalian sibuk berperang, kalian sibuk menuntut kebebasan. Kalian tidak tahu disana mereka tertawa melihat tingkah kalian yang mudah dihasut, mudah dipancing emosinya, mudah diadu domba. Kalian mencoba menafikan peran Qaid Moammar Qadafi dan menginginkan kejatuhannya, tapi kalian tidak bisa menjamin masa depan Libya setelah pengunduran Qaid. Kalian egois, tidak memikirkan masa depan anak cucu kalian. Kalian mencoba melupakan sejarah bagaimana dulu Qaid memimpin revolusi. Kalian lupa bahwa dulu kalian miskin, terjajah dan terhina. Kalian tidak ingat siapa yang mau memimpin saat kondisi kalian benar-benar terpuruk. Siapa yang melindungi kalian saat masih perang dulu? Dan sekarang saat kalian baru mulai bangkit dan merangkak kalian mencoba mendepak orang yang begitu berjasa terhadap kalian. Wallahi...Wallahi...Wallahi... Fakkiruu....ya Libiyyun....!! Selasa 22 February 2011 pukul 15:52 Sekitar pukul 11:00 Amid (rektor) mengumpulkan perwakilan mahasiswa di aula kampus, mengingat keadaan chaos akibat kisruh politik telah berimbas ke mahasiswa. Beberapa kedutaan besar sudah ngotot menarik warga negaranya yang belajar di kampus Kulliyah Dakwah. Libya semakin tidak aman. Terkait hal ini amid menjelaskan bahwa kampus kami adalah tempat yang paling aman saat ini. Banyak orang-orang yang ingin berlindung kesini. Maka dari itu amid menghimbau mahasiswa agar tetap tenang dan berjiwa besar. Beliau mengharap kami sebagai calon-calon da'i agar bermental pemberani dan tidak pengecut. Beliau mengancam siapapun yang menuntut untuk pulang ke negaranya jangan harap bisa kembali lagi kesini. Namanya segera tercoret dari kampus ini. What???!! Where does your mind goes tuan amid? Keadaan kacau begini masih berpikir mental pemberani? Mental pemberani untuk siapa? Membela Negara yang bahkan kami tidak tahu maunya apa? Melawan demonstran brutal yang tidak tahu terimakasih itu? Oh..maaf-maaf saja, nyawa kami terlalu berharga untuk mati konyol disini. Semua orang berbondong-bondong meninggalkan Libya mencari selamat, dan anda mencoba menahan kami disini dengan alasan kami harus bermental pemberani karena kami adalah calon da'i? Bodoh sekali.... Apa anda tidak bisa berkata lebih bijak, beralasan lebih rasional sedikit? Anda bisa berkata "Oke..kalian bisa meninggalkan Libya segera setelah bandara Tripoli aman, dan kembali kesini dengan tetap berstatus mahasiswa Kulliyah Dakwah. Jangan lupa sampaikan kepada sebanyak-banyaknya orang di Negara kalian bahwa Libya bukan Negara brutal". Lebih enak didengar bukan? Ah...semoga Tuhan segera menyadarkan anda tuan. Dan semoga kebijakan ini memang bijak dan baik untuk kami semua.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun