Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

6 Strategi Ajarkan Anak Memiliki Jiwa Kompetitif

2 Oktober 2021   10:07 Diperbarui: 2 Oktober 2021   10:14 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://pixabay.com

Seiring dengan bertambahnya usia anak, ia akan akan memiliki sifat kompotitif baik rumah, lingkungan, maupun pergaulan disekolah. Sifat kompotitif ini memang wajar dimiliki oleh anak-anak hingga membuat ingin selalu yang terbaik di antara keluarga, teman-teman, dan sekolah. Namun perlu di imbangi dengan sikap sportif agar semua usaha yang anak lakukan tetap dengan cara jujur, menghargai kerja keras, menghargai nilai-nilai, serta tidak memandang remeh orang lain yang berada di sekitarnya.

1. Menang atau kalah merupakan hal yang biasa terjadi pada siapa saja, penting untuk disampaikan pada anak bahwa dalam setiap kompetisi pasti ada yang namanya menang dan kalah. Hal ini biasa terjadi pada orang-orang yang gigih dalam meraih kemenangan, tetapi mengalami kemenangan atau kekalahan, itulah proses akhir dari pertandingan.

2. Jelaskan pada anak yang terpenting adalah bukan hasilnya, tetapi prosesnya . Apapun hasilnya, selama anak sudah berusaha sebaik mungkin. Itu merupakan momen yang cukup, jelaskan bahwa hadiah di dalam kompetisi bukanlah segalanya. Melainkan penggalaman yang ia dapatkan jauh lebih berharga karena dapat membantu lebih baik lagi di kesempatan berikutnya.

3. Hindari mematikan karakter anak saat ia kehilangan motivasi karena mengalami kekalahan, biasanya anak mengalami kekalahan dalam sebuah kompetisi anak akan mengalami penurunan motivasi belajar, motivasi hidup, motivasi sportif. Sebaiknya orangtua memberikan kata-kata motivasi yang bijaksana, hindari hal-hal yang bersifat membullying, kamu bodoh, kamu tidak memiliki strategi, kamu payah, kamu tidak pantas, kamu ditakdirkan kalah bersaing karena malas belajar sehingga menjatuhkan anak didepan teman-temannya. 

4. Orangtua berperan dalam memberikan dukungan moral dan selalu ingatkan anak agar tetap rendah hati dan tidak memandang rendah orang lain/kawannya saat ia menang. 

Berikan pujian pada anak bukan hanya saat ia memang, tetapi saat ia kalahpun pujian terus diberikan, karena kerja keras dan ketekunannya yang akan mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungan baginya. Selain itu berikan apresiasi pada anak dengan tekankan betapa bangganya papah dan mamah karena anaknya berhasil dengan cara yang sportif dan jujur. 

5. Papah mama tetap berikan semangat dan tunjukan rasa bangga di saat mengalami kemenangan dan kekalahan. Hal pertama yang perlu dilakukan oleh anak mengalami kekalahan dalam kompetisi bergengsi yang telah dilalui dengan memberikan semangat dan antusias menghadapi tantangan yang ada, katakan pada anak bahwa papah mamah tetap bangga dengan anak meskipun ia belum memenangkan kompetisi tersebut. Jangan lupa ajarkan anak untuk belajar menghargai lawannya yang memang dengan memberikan ucapan selamat atas kemenangan yang diraih.

6. Hindari bandingkan anak dengan rekan atau lawannya, orangtua perlu memberikan apresiasi usaha anak dalam segala aspek ya g ia lalui. Hindari bandingkan anak dengan lawan pertandingannya dalam kompetisi bergengsi apapun, daripada membandingkan papah mamah bisa membuat acara kecil-kecil untuk merayakan apa yang menjadi bagian dari keberhasilan yang ia raih. Hal ini bisa meningkatkan tingkat kepercayaan diri anak karena anak merasa di hargai terlepas dari segala keterbatasannya dan kelebihan yang ia miliki.

"Karena Hidup Adalah Pertandingan"

6 Strategi diatas mengajarkan  pentingnya orang tua turut serta memberikan dorongan dan motivasi untuk anak tumbuh menjadi kuat, cerdas, bijaksana dan kompotitif dalam dalam situasi apapun. Selain memiliki jiwa yang kompetitif, harus diimbangi dengan karakter dan perilaku yang baik. 

Tidak menutup kemungkinan anak akan  memiliki harapan, motivasi, nilai-nilai kemanusiaan dalam menghargai setiap kemenangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun