Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

BPJS Kesehatan Dibutuhkan tapi Dicaci

2 September 2019   16:37 Diperbarui: 2 September 2019   16:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bpjskesehatan_ri

Linimasa masih dipenuhi opini pro dan kontra seputar kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Kenaikan iuran dipicu defisit BPJS yang sangat banyak. 

Menteri Keuang RI, Sri Mulyani berniat menerapkan kenaikan 100%.

Kelas 1 Rp. 80.000 menjadi Rp. 160.000

Kelas 2 Rp. 51.000 menjadi Rp. 120.000

Kelas 3 Rp. 25.500 menjadi Rp. 42.000.

Kenaikan ini Akan mengurangi defisit. 

Sejak tahun 2014, BPJSKes mengalami defisit sekitar Rp 1,9 triliun. Tahun 2015 defisit berlanjut menjadi Rp 9.4 triliun. Untuk mengatasi Hal itu pemerintah menyuntikkan dana sebesar Rp 5 triliun.  Sayangnya itu tidak membantu. Bahkan 2016 meningkat lagi  ke Rp 9.4 triliun, 2016 agak turun sedikit ke Rp 6.7 triliun karena pemerintah menerapkan kenaikan iuran.

 Sesuai dengan Perpres iuran itu tiap 2 tahun direview namun sejak 2016 sampai Tahun 2017  defisit lagi menjadi Rp 13.8 triliun. Pemerintah Kembali campur tangan kembali dengan suntikan dana sebesar Rp 3.6 triliun. 

Namune defisit masih berlanjut hingga tahun 2018 sebesar Rp 19.4 triliun. Karena itu kenaikan iuran tidak dapat dihindari. Jika melihat defisit terus menerus, Saya jadi mempertanyakan. Ada kesalahan pengelolaan manajemen keuangan atau orang sakit yang justru makin banyak?

Ternyata Ada 15 juta orang yang menunggak iuran BPJS. Ini benar-benar keterlaluan. Padahal kalau Ada Anggota keluarga yang sakit dan harus berobat jalan atau rawat inap, maka jutaan rupiah yang harus dikeluarkan.

Berikut 5 Alasan menunggak membayaran iuran BPJS berdasarkan survei BPJS Kesehatan pada 2015, bersama Universitas Indonesia terhadap 4.400 responden.

1. Penghasilan tidak menentu

2. Malas mengantre

3.  Masalah teknis (Atm sering of line, lama proses bayar)

4. Lupa

5. Kecewa dengan layanan Asuransi.

Sumpah, membaca hasil survey ini Saya mau Maki -maki. KE 5 alasannya sepele Dan cenderung meremehkan orang lain, itu kalau mereka paham tujuan Dan misi dari BPJS Kesehatan.

Sudah jelas pemerintah belum mampu membiayai pstawatan seluruh rakyat yang jumlahnya 200 juta. Tapi berusaha berusaha jadir lewat BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan sendiri semacam Asuransi sosial yang sifatnya saling membantu. Yang kaya membantu yang miskin, yang Sehat membantu yang sakit.

Isue kenaikan iuran BPJS Kesehatan oleh sebagian orang dianggap berat, apalagi mereka yang berpenghasilan tidak tetap.  Saya menduga, mereka yang belum Menggunakan manfaat BPJS Kesehatan, keberatan membayar iuran. 

Padahal simpel Aja tuh. Kalau Rp. 160.000 keberatan, turunlah KE kelas 2 atau minta keterangan RT bahwa Kalian nggak mampu Sehingga ambil subsidi pemerintah. Tapi jangan berharap kelak disuatu Masa dapat posisi lebih baik dari kelas 3.

Karena itu pola pikir yang Musti direvolusi. Di negara2 Maju. Lebih dari 30% penghasilan mereka dipotong. Makanya masyarakat di Sana bisa dapat fasilitas pendidikan dan kesehatan Gratis.

Di Indonesia, pemerintah tahu dan sadar. Pendidikan &  Kesehatan adalah dua modal dasar untuk persiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul. Wajib Belajar Dan Dana Bantuan Operasional Sekolah  (BOS) yang jadi program pemerintah untuk membantu. Masyarakat Dan lbaga swasta tetap perlu membantu lewat program Bea siswa misalnya. 

Begitu Pula dengan BPJS Kesehatan, masyarakat Dan swasta harus membantu dengan membayar iuran tepat waktu. Malas mengantre, Alasan yang memgada-ada. Justru dengan antrian yang tertib proses bisa berjalan lebih cepat. Lupa? Masalah teknis? Sekarang Ada fasilitas auto debit. U duh aplikasi BPJS Kesehatan Cari tahu auto debet. Masalah teknis dan lupa bisa di atasi.

Kecewa layanan Asuransi? Coba Instrospeksi diri. Sudahkah anda sesuai aturan kesepakatan Asuransi saat beli polis? 

Bagi anda-anda yang bisanya cuma mencaci-maki pemerintah, nggak usah ikut BPJS Kesehatan. Kan Ada Asuransi swasta. Silahkan Cari premi Asuransi kesehatan yang lebih murah dari Iuran BPJS Kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun