Keadaan pandemi Covid-19 seperti saat ini mengakibatkan banyak perubahan yang luar biasa, termasuk dalamnya aspek pendidikan. Seluruh jenjang pendidikan terpaksa harus kembali beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Bukanlah hal yang mudah untuk langsung terbiasa dengan keadaan baru ini, karena belum sepenuhnya siap. Permasalahan dalam dunia pendidikan yaitu proses pembelajaran yang belum terseragamkan, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran maupun tujuan pembelajaran yang tidak terpenuhi.
Guna mengadaptasikan diri dengan keaadan dunia saat ini. Pemerintah maupun swasta mengupayakan hal yang terbaik untuk pendidikan bangsa. Beberapa hal yang telah dilakukan oleh pemerintah seperti, mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9/2018 tentang Pemanfaatan Rumah Belajar. Pihak swasta pun menyediakan bimbingan belajar online seperti ruang guru, Google Class, Zoom, Google Meet, Klassku, Kahoot, dan lainnya. Akses-akses tersebut dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan menambah wawasan. Agar media penunjang pembelajar dapat digunakan secara maksimal diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan di suatu negara iyalah keberhasilan pendidikan. Dengan pendidikan, maka akan melahirkan generasi muda penerus yang cerdas secara intelektual maupun emosional, terampil, dan mandiri guna mencapai pembangunan bangsa yang lebih maju.
Perubahan pembelajaran menjadi pembelajaran daring/dalam jaringan tentu terasa berat bagi tenaga pendidik maupun peserta didik. Pada masa seperti ini tenaga pendidik dituntut untuk lebih kreatif dan lebih inovatif dalam penyampaian materi pembelajaran. Selain itu, keresahan yang juga dirasakan oleh peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran online. Tidak meratanya kemampuan baik dalam aspek finansial maupun aspek kemampuan pengoperasian media pembelajaran. Dalam aspek finansial, orang tua siswa memliki kemampuan yang berbeda dalam menyediakan media pembelajaran. Sebagian besar orangtua murid yang kondisi ekonominya pas-pasan.