Mohon tunggu...
Elina Rofahiya
Elina Rofahiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pencegahan Stunting Melalui Program Posyandu

23 November 2021   11:49 Diperbarui: 23 November 2021   12:00 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting di Indonesia masih menjadi perhatian bagi masyarakat dan juga pemerintah indonesia. Selain memiliki efek pada jangka pendek, stunting juga mempunyai efek jangka panjang kepada anak-anak. Diantara efek jangka panjang anak yang terkena stunting adalah pertumbuhan tinggi badan yang tidak optimal, penurunan kesehatan reproduksi dan juga penurunan kapasitas belajar pada anak. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan (tubuh dan otak) pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi dalam waktu yang lama. 

Sehingga, mengakibatkan pertumbuhan anak yang mengalaminya tidak sesuai dengan standar pertumbuhan anak yang normal pada seusianya. Menurut sumber data SSGBI (Survei Status Gizi Balita Indonesia) angka stunting di Indonesia berada pada 27,67% di atas batas wajar yang ditargetkan oleh WHO yaitu 20%.

Dengan tingginya angka kasus stunting tersebut, pemerintah indonesia membuat program Indonesia Emas 2045 melalui konsep Bina Keluarga Balita dan Bina Keluarga Remaja. Melalui program ini BKKBN selaku pemerintah yang melaksanakan agenda kegiatan tersebut mengarahkan dukungan tenaga kerja PLKB ke seluruh pelosok Indonesia. 

PLKB ini akan mendampingi para calon pasangan usia subur sebelum kehamilan, yaitu dengan mendorong para calon pasangan tersebut untuk tes kesehatan pra nikah. Selain itu pemerintah tidak lupa untuk memberikan edukasi tentang stunting kepada seluruh masyarakat. Karena dampak stunting sangat besar tidak hanya berdampak kepada individu tersebut, melainkan juga berdampak pada perekonomian negara kedepannya. Oleh karena itu, Para pemerinta bekerja sama dan bekerja keras untuk mencapai penurunan stunting hingga target 14% sesuai yang diamanatkan oleh presiden RI.

Selain itu salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi penurunan angka stunting yaitu melakukan monitoring kesehatan dan perkembangan balita melalui Program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu mempunyai peran yang sangat besar ditengah masyarakat. Meskipun identik dengan balita dan anak-anak, posyandu juga mempunyai program untuk calon ibu hamil sampai ibu menyusui. 

Sehubungan dengan program Indonesia emas 2045, semarang selaku pilot project yang ditunjuk oleh pemerintah pusat sudah mulai merealisasikan program ini dengan menggandeng puskesmas dan posyandu. Salah satu desa yang sudah melakukan program ini yaitu desa Gondoriyo kecamatan Ngaliyan, Posyandu di adakan di Pos Paud Al-Karomah yang lokasinya menjadi satu dengan Pos Posyandu.

Pandemi Covid-19 telah menghambat banyak program salah satunya yaitu posyandu, dan itu menyebabkan rasa khawatir pada masyarakat bila tumbuh kembang anak tidak terpantau dengan baik. 

Sehingga pemkot semarang membuat aturan dengan sistem jemput bola dan konsultasi online yaitu dengan mendatangi rumah rumah warga atau konsultasi yang melalui whastaapp group, zoom, dan juga live instagram. 

Menjelang new normal pihak pemerintah menguji coba pelaksanaan posyandu yang terdapat di zona hijau misalnya yaitu Kecamatan Ngaliayan. Dengan pelaksanaan yang ketat yaitu harus taat protokol kesehatan seperti memakai masker, cek suhu tubuh dan menggunakan handsanitizer.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Mahasiswa KKN RDR UIN Walisongo Semarang membantu dalam pelayanan Posyandu yaitu dengan membantu petugas posyandu dalam mengukur tinggi badan anak, selain itu juga membantu mengukur berat badan dan pengukuran lingkar lengan atas yang berfungsi untuk mengetahui status gizi pada anak. Apakah anak tersebut dalam pertumbuhan yang normal atau terdapat pertumbuhan yang tidak wajar. 

Dengan rutin membawa balita ke pusat kesehatan atau posyandu satu bulan sekali, maka dengan mudah permasalahan pertumbuhan dapat terdeteksi sedini mungkin. Sehingga bisa meminimalisir adanya pertumbuhan kronis atau stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun