Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rohis: Kegiatan Positif yang Dianggap Negatif

28 April 2015   10:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:36 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="465" caption="itsarinfo.blogspot.com"][/caption]

Rasanya sedih sekali ketika melihat munculnya stigma negatif terhadap kegiatan rohani Islam (Rohis) di sekolah dan kampus. Lebih menyedihkannya lagi, Rohis justru dianggap sebagai sarana pembentukan teroris muda.

Saya merasa heran saja dengan anggapan buruk tersebut. Bagaimana mungkin organisasi yang memiliki peran besar dalam mengarahkan serta mendorong pemuda untuk memiliki pribadi yang berkarakter, malah dianggap sebagai tempat pembentukan kader teroris. Justru saya melihat bahwa melalui Rohis, anak muda mulai mengerti dan memahami ajaran agamanya dengan baik. Hal ini secara tidak langsung melengkapi kekurangan pengajaran agama yang diberikan orang tua di rumah.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada ancaman penyusupan paham radikalisme ke dalam kegiatan umat Islam, termasuk Rohis. Namun janganlah kita menggeneralisir bahwa Islam dan Rohis telah melakukan kegiatan yang menyesatkan secara diam-diam. Kita harus hati-hati dalam menuduh adanya penyusupan paham radikal pada terorisme, jangan di sama ratakan. Karena bagaimanapun juga pasti ada hal-hal pembeda yang mengindikasikan adanya penyusupan radikalisme, dan kita harus waspada terhadap hal tersebut.

Waspada bukan berarti harus selalu mencurigai banyak hal, melainkan bersikap hati-hati dalam bertindak dan berbicara. Mengenai kaitannya dengan isu terorisme, ada baiknya kita jangan menuduh hal-hal negatif secara sepihak terhadap kegiatan Rohis. Kita perlu bukti jelas untuk melaporkan bahwa ada kemungkinan yang cukup besar mengenai penyusupan radikalisme. Jika sudah ada bukti, maka segerakan melapor ke pihak berwenang untuk kemudian dilakukan penyidikan lebih lanjut.

Adapun mengenai kegiatan Rohis, saya memiliki satu harapan agar ke depannya dapat lebih bersifat terbuka terhadap masyarakat. Saya mengakui bahwa memang ada segelintir Rohis yang bersikap seolah-olah eksklusif sehingga orang-orang di luar komunitas terkait adalah orang asing. Bahkan ada pula beberapa Rohis yang entah apa alasannya hampir selalu sering melakukan kegiatan tertutup yang kadang kala sulit diketahui apa tujuannya. Mungkin inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa Rohis dianggap berpotensi menjadi sarana pengkaderan simpatisan terorisme.

Ada baiknya kegiatan Rohis dibuat dengan transparan sehingga orang-orang setidaknya paham mengenai apa yang dilakukan oleh kelompok belajar Muslim tersebut. Keterbukaan dalam melaksanakan kegiatan Rohis umumnya telah banyak dilakukan di lingkungan kampus, utamanya bagi kelompok belajar pemuda Muslim di lingkungan masjid kampus. Menurut pengamatan saya selama kuliah, kegiatan-kegiatan Rohis di kampus saya selalu disertai dengan publikasi yang jelas. Bahkan tak jarang kegiatan Rohis di kampus saya dilakukan di area terbuka yang dapat dengan mudah diperhatikan dengan orang banyak,

Adapun mengenai materi kegiatan yang dilakukan oleh Rohis umumnya tidak jauh dari pembahasan ilmu pengetahuan dan kaitannya dengan Islam. Hal ini dikarenakan (setahu saya) semangat belajar berbasis sains masih menjadi dasar dari kegiatan pelajar dan mahasiswa. Namun jika membahas mengenai politik, umumnya kegiatan Rohis tidak banyak menyentuhnya, terkecuali  (mungkin) isu mengenai kemerdekaan Palestina.

Hal yang justru patut diwaspadai adalah mengenai selebaran-selebaran gelap yang kadang ditemukan di lingkungan sekolah dan kampus. Selebaran gelap tersebut umumnya berisi propganda penegakkan syariat Islam, di mana di dalamnya (jika jeli) memuat isu-isu propaganda secara tidak langsung. Inilah yang patut diwaspadai oleh seluruh pihak di sekolah dan kampus.

Diperlukan pengawasan yang ketat mengenai arus masuk dari luar lingkungan sekolah dan kampus. Selain itu, perlu juga diperhatikan dengan seksama selebaran-selebaran yang bertebaran di lingkungan belajar tersebut, karena pernah saya mengalami dulu saat berkuliah menemukan selebaran berisi ajakan propaganda sistem khilafah yang ditempelkan di pohon di sekitar area kampus. Saya menduga oknum terkait paham bahwa pohon yang ditempeli tersebut berada di kawasan yang sering dilalui oleh mahasiswa namun minim penjagaan, seperti misal jalan tembus kampus.

Sekali lagi, marilah kita untuk tidak sepihak menggeneralisir Rohis sebagai tempat pengkaderan terorisme. Meskipun begitu, kita juga harus tetap waspada terhadap ancaman teror dari luar, baik dari aksi propaganda maupun radikal. Kesadaran bersama mengenai persatuan dan kesatuan bangsa haruslah ditanam kuat-kuat di dalam hati agar kita semakin kuat dalam membentuk ketahanan nasional. Salam damai!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun