Cilegon, 31/08/2020
Keluarga adalah rumah bagi anggotanya. Ia adalah rumah pertama. Keluarga  adalah cinta, kasih sayang, semangat, harapan, sekolah, dan loyalitas, terutama bagi anak-anak.Â
Semua aura dan energi positif, sepatutnya didapat dari sana. Keluarga adalah oksigen dan nafas  untuk kelangsungan kehidupan jiwa penghuninya.
Namun, anak tidak akan dan tidak bisa selamanya berada dalam pelukan keluarga. Mereka tetap harus melihat, mengenal, dan memahami ada dunia lain selain rumah.Â
Di tempat kedua inilah, anak akan menghabiskan sebagian waktu terbesar keduanya. Tempat inilah yang akan memberikan pengaruh terbesar kedua setelah keluarga. Rumah kedua itu biasa kita sebut sekolah, madrasah, pondok pesantren, atau kampus.
Tahun ini, anak keduaku, Adnan Hamidi, berhasil menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA. Itu berarti, kami (lebih spesifiknya dia sendiri) harus mencari tempat baru untuknya melanjutkan proses pendidikannya.Â
Seperti layaknya lulusan SMA, anakku mengikuti serangkaian proses pendaftaran di beberapa Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta.Â
Di awal, dia mendaftar di 2 PTN melalui UTBK, dan SPAN (maaf kalau salah menyebutkan istilah dalam proses ini) belum berhasil lolos. Dia kemudian mulai mendaftar di beberapa PTS di Yogyakarta.
Belum hilang rasa penasarannya untuk mencoba kembali di PTN, dia, kemudian mengikuti tes lewat jalur SMMPTN di  PTN yang ada di daerah kami, yaitu UNTIRTA.
Tes pun dilaksanakan pada 23 Agustus 2020 di kampus UNTIRTA, Serang. Satu minggu berlalu. Pagi ini 31 Agustus 2020, kami disambut dengan kabar yang sangat menggembirakan dari anakku (dia sedang berada di Jakarta untuk mengikuti tes mandiri satu lagi PTS di Yogyakarta). Dia berkirim berita bahwa dia berhasil lulus masuk UNTIRTA jurusan Akuntansi.Â
Alhamdulillaah. Puji syukur kami panjatkan Yaa Allah atas berita yang baik ini. Semoga anakku bisa memanfaatkan kesempatan yang telah Allah berikan dengan usaha dan ikhtiar yang maksimal.