Sedikit berbagi pengalaman tentang adik les yang saya beri les. Dia anak sekolah internasional. ketika suatu kesempatan saya pernah menanyakan kepada si mama mengenai alasan mengapa memilih sekolah internasional , begini alasannya ;
- Kurikulum bagus
- Berbahasa inggris sebagai bahasa pengantar
- Semuanya berstaandar internasional
- Fasilitas oke
- dan lain lain
Jawaban saya dengar baik-baik, tapi tidak saya telan mentah-mentah. Lama setelah saya memberi les kepada adik les saya, ih wow.....saya sungguh terkejut
- Menyanyi lagu INDONESIA RAYA, dengan nada dan teks yang terbolak-balik. Alasan ; jarang mbak nyanyi lagu itu, lagian juga jarang upacara
- Tidak hafal nama-nama pahlawan nasional. Alasan ; aku ga suka pelajaran sejarah mbak
- Pakai baju-baju aneh. Alasan ; ini standar pergaulan internasional mbak, gak katrok
- Sangat menyukai produk brand luar negeri . Alasan ; sama dengan no.3
- Pakai bahasa indonesia belepotan. Alasan ; habis tiap hari nge-english terus mbak
- dan lain-lain
oke, baik. saya juga tidak akan menelan bulat-bulat alasan adek les saya. Â Karena ada banyak faktor kemungkinan adik les saya bersikap seperti itu. Â Lalu saya merenung sejenak. mengenai INDONESIA ini. apalagikah yang akan hilang dari INDONESIA ini? Generasi muda cerdas yang berjiwa Indonesia bangetkah? dan menyisakan generasi muda yang bergenre INTERNASIOAL yang anti BUDAYA LOKALkah?
Masalah mengenai krisis jatidiri memang telah terjadi hingga SEMUANYA BERBAU INTERNASIONAL. saya mencoba menelaah
- Bagaimana mungkin generasi penerus yang TIDAK INDONESIA akan berhasil membangun negaranya, jika hal-hal kecil penguat rasa nasionalismenya perlahan luntur dengan pasti
- Mengapakah harus membumbui SEGALA RASA DENGAN INTERNASIONAL. Dunia pendidikan, dunia politik, dan lain-lainnya .
- Sebenarnya APAKAH DEFINISI INTERNASIONAL itu? hingga dengan "taring,seri, dan gerahamnya" mampu mengoyak nasionalisme yang merupakan PONDASI KUAT SUATU BANGSA
Oke, saya bukan hendak berpikir kolot atau ortodoks. Tapi bukankah ada pepatah ; siapa yang mengenal dirinya sendiri maka akan menjadi pribadi luar biasa? ( contoh ;Jepang)
Saya komparasikan juga pepatah itu antara warga negara( siapapun itu ; generasi muda, atau usia lanjut ) sebagai pribadi kokoh bersatu dalam melawan hegemoni asing (yang faktanya banyak yang merugikan Indonesia) yang telah bertopeng, bersembunyi dari balik kata INTERNASIONAL.
sebenarnya tidak ada yang salah dengan kata INTERNASIONAL itu sendiri, namun apalah jadinya jika INTERNASIONAL menjadi kiblat sehingga MELUNTURKAN KELOKALAN yang luarbiasanya berharga?
Yuk, mari generasi INDONESIA sama-sama KITA BANGGA MENJADI ORANG LOKAL DENGAN CITA RASA INTERNASIONAL YANG RASIONAL. bukan menjadikan INTERNASIONAL sebagai kiblat yang sesat .
salam generasi yang INDONESIA banget
di kos yang INDONESIA banget pula ^^