Kesehatan lingkungan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Sebagai wujud kepedulian terhadap masalah kesehatan lingkungan, terutama dalam upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) 2025 melaksanakan program kerja bertajuk “Lingkungan Sehat Bebas Nyamuk: Pemberantasan Jentik-jentik Nyamuk melalui Pembagian Bubuk Abate” di Desa Biluhu Timur, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.
Pada Selasa (8/7/2025) hingga Sabtu (12/7/2025), kegiatan ini dilaksanakan secara door to door atau dari rumah ke rumah. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa tidak hanya membagikan bubuk abate sebagai larvasida, tetapi juga menyertakan pamflet edukatif yang berisi tata cara penggunaan bubuk abate secara benar dan informasi mengenai bahaya DBD.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama dalam hal pemberantasan sarang nyamuk. Hal ini penting karena jentik nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab utama penyakit DBD sering kali berkembang biak di tempat-tempat penampungan air yang ada di sekitar rumah warga.
Dalam program ini, mahasiswa mendatangi langsung rumah-rumah warga sambil membawa bubuk abate dan pamflet edukatif. Sebanyak 90 bungkus bubuk abate telah berhasil dibagikan kepada warga selama lima hari pelaksanaan kegiatan. Setiap kali berkunjung, mahasiswa memberikan penjelasan singkat mengenai pentingnya penggunaan abate, terutama pada bak mandi, tampungan air, atau tempat lain yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Respon warga terhadap program ini cukup antusias. Banyak warga yang merasa terbantu karena mereka belum memiliki bubuk abate dan juga mendapatkan pengetahuan baru tentang pencegahan DBD. Selain itu, cara pendekatan secara langsung dari rumah ke rumah dinilai lebih efektif karena warga merasa diperhatikan dan dapat bertanya langsung jika ada hal yang belum mereka pahami.
Kegiatan ini juga menjadi sarana pendekatan mahasiswa dengan masyarakat desa. Tidak sedikit dari warga yang akhirnya terlibat aktif dengan ikut menunjukkan tempat-tempat penampungan air di rumah mereka yang bisa dijadikan target penaburan abate. Bahkan terdapat warga meminta tambahan bubuk abate untuk disebarkan ke saluran air sungai.
Melalui program ini, mahasiswa KKN UGM tidak hanya memberikan solusi praktis berupa abate, tetapi juga menanamkan kesadaran jangka panjang kepada warga bahwa pemberantasan sarang nyamuk adalah tanggung jawab bersama. Tanpa keterlibatan aktif dari masyarakat, upaya pencegahan DBD tidak akan berhasil secara maksimal.
Program “Lingkungan Sehat Bebas Nyamuk” ini diharapkan dapat menjadi contoh kegiatan sederhana namun berdampak besar dalam menjaga kesehatan lingkungan desa. Kegiatan ini juga menegaskan bahwa peran mahasiswa dalam pengabdian masyarakat tidak hanya terbatas pada pendidikan dan ekonomi, tetapi juga menyentuh aspek penting lain seperti kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI