Ilustrasi https://pixabay.com
Pengaruh Gosip Segitiga yang Menghancurkan Pertahanan
 Saling melengkapi dalam pernikahan yang sakral, dan merawat janji setia agar tak hancur karena orang ketiga yang selalu mencari keuntungan, bukan Selingkuhan, tapi karena keluarga kurang memberikan sport dan selalu mendorong. Teruntuk ayah dan bunda yang sering merasa keluarga suami atau istri selalu dibela, semoga Anda kuat menghadapi dengan berdiri tegak membela keluarga kecil Anda.
Beberapa orang yang memiliki pengalaman dalam bidang konselor dan mereka adalah mentor sangat baik bagi keluarga yang patah hati hingga menjaga rahasia, sedang retak, rapuh, dan menunggu waktu untuk sirna https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/jemima/nilai-moral-yang-perlu-mama-ajarkan-pada-anak-sejak-dini. Pernikahan sering kali menjadi berantakan karena orang ketiga dan topeng-topeng palsu dibelakang layar keluarga Anda. Â
Orangtua sering baper hingga mengambil peran ketika ada kesempatan dan melihat celah, namun tidak semua hal terjadi karena dari orangtua dan harus bijaksana hingga membedakan anak-anak yang lain, tapi juga dari saudara-saudara memberikan informasi tidak jelas mengenai keluarga tercinta yang sedang di lindungi, di rawat, hingga perkataan kotor terucap dari mulut lebih menyakitkan.https://www.pilihprofesi.com/tugas-pokok-konselor/Â
Banyak pernikahan jadi suam-suam kuku hingga berakhir dengan perceraian, karena tegang, kekerasan, hingga campur tangan keluarga juga sering main kekerasan.
Teman-teman saya pernah berkata bahwa pernikahan adalah ibarat "membangun sebuah bahtera, ada gelombangnya, ada anginnya, sebuah kota, sebuah kubu yang mampu mempertahankan kemenangan. Pernikahan mampu bertahan dari semua sasaran dan sarangan yang menimbulkan peperangan, perpecahan, jika rumah tangga yang Anda bangun memiliki landasan kuat, maka tidak di ragukan ketika ada serangan dari luar, tak perlu ragu untuk bertahan hingga menang atas serangan semua pihak.
Semua orangtua memiliki niat baik untuk menolong anak-anaknya hingga akhir hayat, apalagi itu orangtua kandung. Hilangnya konteks budaya, bahasa, waktu, pemahaman, komunikasi, empati, dan cara menyampaikan gagasan yang baik, seringkali ucapan seperti racun yang mematikan.
Kuncinya supaya hal ini tidak akan terjadi pada anaknya, tugas anak adalah melindungi keluarga dari ancaman baik ancaman baru maupun lama, maksudnya melindungi sang anak untuk tetap menghormati keluarga, hingga tegas dalam mengatasi masalah-masalah secara mandiri.
Sampaikan dengan kasih, semangat, sabar, ikhlas, hingga keluarga penuh damai karena berkeluarga bukan untuk melepaskan ego. Seringkali orangtua ikut campur urusan keluarga anak atau menantu, juga karena melihat keluarga baru, jika tidak ada kuasa dalam memimpin keluarga.