"Surga Dunia" adalah kata yang menggambarkan Raja Ampat. Kawasan wisata serta konservasi ini berlokasi di ujung barat laut Papua Barat Daya, Indonesia. Raja Ampat terdiri dari 2.929 pulau dengan empat pulau utama yaitu Batanta, Misool, Salawati, dan Batanta. Wilayah ini menjadi rumah bagi lebih dari 1.500 spesies ikan, 874 spesies tumbuhan, dan 75% dari seluruh spesies terumbu karang dunia.Namun, surga dunia di timur Indonesia ini terancam hilang karena adanya aktivitas penambangan yang terjadi di sana. Terdapat 5 perusahaan yang beroperasi sejak bulan Juni 2025. Hal ini tentu saja menimbulakn kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia. Muncul petisi yang menyerukan pencabutan izin usaha bagi perusahaan tersebut. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan kekhawatiran mereka terhadap dampak negatif yang disebabkan oleh kegiatan pertambangan ini. Terlebih bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.Beberapa dampak tersebut antara lain:
1. Pencemaran Air Laut
Limbah dari kegiatan pertambangan seperti logam, lumpur, dan bahan kimia lainnya bisa masuk ke air laut. Hal ini menyebabkan sinar matahari yang masuk ke bawah laut terhalangi dan mengganggu proses fotosintesis dari terumbu karang yang berpotensi membuat banyak terumbu karang mati. Bahan kimia dan logam juga dapat meracuni spesies ikan yang ada di dalamnya.
2. Turunnya Biodiversitas
Kerusakan terumbu karang yang signifikan dapat menyebabkan biota laut yang tinggal dan bergantung terhadap terumbu karang kehilangan habitatnya dan berujung pada kematian yang dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman spesies.
3. Tingginya Potensi Abrasi
Dengan adanya terumbu karang, gelombang besar yang menuju ke pantai akan menjadi kecil ketika sampai di pesisir. Kondisi ini akan mengurangi potensi abrasi yang dapat terjadi di pesisir laut. Jika terumbu karang di Raja Ampat rusak, maka potensi abrasi akan menjadi tinggi.
4. Turunnya Sektor Pariwisata
Turunnya keanekaragaman hayati di Raja Ampat menyebabkan berkurangnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Raja Ampat. Selain itu, kebanyakan turis memilih untuk berkunjung ke Raja Ampat karena spot diving dan snorkelingnya yang bagus. Jika terdapat limbah yang mencemari, maka wisatawan akan memilih destinasi wisata selain Raja Ampat.
5. Terganggunya Ekonomi Masyarakat Sekitar.
Mayoritas penduduk di Raja Ampat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan juga di sektor pariwisata. Jika populasi ikan di Raja Ampat menurun dan lingkungannya tercemar, maka banyak masyarakat yang akan kehilangan mata pencahariannya.
Begitu banyak dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan nikel di Raja Ampat. Tidak hanya dampak buruk bagi lingkungan, melainkan juga bagi masyarakat sekitar. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kebijakan dari pemerintah untuk melakukan pencabutan izin operasional perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan pertambangan di Raja Ampat agar tidak menimbulkan kerugian yang semakin besar. Untuk kerusakan lingkungan yang sudah terjadi, dapat dilakukan reklamasi dan rehabilitasi lahan yang mencakup penanaman vegetasi asli, perbaikan struktur tanah, dan restorasi habitat satwa liar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI